"Hidup bagi saya sungguh berarti. Demikian pula kehidupan di sekeliling saya. Jika saya mengharapkan hidup saya dihormati, maka saya juga harus menghormati hidup makhluk lainnya. Namun etika di dunia Barat hanya menghormati hubungan di antara sesama manusia. Karena itu saya katakan etika Barat adalah etika yang terbatas. Yang kita perlukan adalah etika tak terbatas yang juga mencakup hubungan kita dengan binatang" (Albert Schweitzer, 1875-1965)

Jumat, 31 Juli 2015

Bencana Pergerakan Tanah, Mungkinkah Jakarta Tenggelam?

Jakarta Tenggelam

Sebagai satu dari sekian kota metropolitan di Asia Tenggara, Jakarta terus bertumbuh ke atas tiap tahunnya. Pertumbuhan Ibukota berwujud pada makin beragamnya pembangunan gedung-gedung pencakar langit di setiap sudut Jakarta. Mulai dari yang berwujud hunian permukiman apartemen, hingga yang berbentuk hunian perkantoran. Tempat segala aktivitas ekonomi dipertaruhkan.
Namun, sadarkah Anda bahwa selain bertumbuh ke atas, perlahan kota Jakarta pun tenggelam semakin ke dasar tanah?
Beban jutaan ton dari bangunan gedung pencakar langir, infrastruktur masif, hingga perumahan elit iyang harus ditahan oleh struktur tanah di Jakarta semakin menunjam tanah ibukota. Ditambah pula oleh jutaan liter gas dan air tanah yang tersedot dari balik tanah ibukota.
Seperti yang dikutip dari laman Kompas.com yang menyebutkan fakta mengejutkan bahwa setiap tahunnya Kota super padat Jakarta mengalami bencana pergeseran tanah. Tanah di ibukota ambles atau mengalami penurunan dari posisi awalnya.
Data dari Dinas Perindustrian dan Energi di DKI menunjukkan bahwa sejak 2002 hingga 2010, wilayah Muara Baru di Jakarta Utara ambles sedalam 116 cm, atau satu meter lebih! Berturut-turut data menunjukkan penurunan tanah di Ibukota, Cengkareng Barat (ambles 65 cm); Kelapa Gading (ambles 47 cm); Thamrin (ambles 15 cm).
Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta, Yusuf Effendi seperti yang dikutip dari portal Kompas.com mengutarakan alasan mengapa tanah di Ibukota terus mengalami penurunan. Menurutnya ada empat faktor yang sangat mempengaruhi pergerakan tanah, yaitu penyedotan air tanah yang diluar batas kemampuan tanah, eksploitasi minyak dan gas, beban bangunan yang super berat, hingga konsolidasi alami lapisan tanah.
Beban berat bangunan mega besar yang terus menerus didirikan tiap harinya di ibukota menjadi penyebab utama amblesnya tanah di Ibukota. Daya dukung lingkungan ibukota mungkin sudah menyerah dengan pengrusakan dan keserakahan penduduk Ibukota sejak puluhan tahun Jakarta di cap sebagai pusat perdagangan dan perekonomian Indonesia.
Jutaan penduduk dari beragam provinsi di negeri tumpah ruah memadati tiap petak Ibukota, menyedot segala kekayaan lingkungan tanpa pernah berpikir untuk mengembalikannya lagi ke pada alam. Jutaan liter air tanah disedot oleh gedung-gedung menjulang, meninggalkan rongga besar di beberapa titik lokasi di Ibukota.
Akibatnya, bencana pergerakan tanah semakin mengancam. Risiko bencana banjir pun jelas meningkat, karena logikanya air akan mencari lokasi terendah. Apabila posisi tanah Jakarta sudah lebih rendah daripada air laut, maka risiko bencana banjir dahsyat sudah membayang di tiap jengkal Ibukota.
Kini, bencana Jakarta tenggelam memang sudah bukan lagi berbentuk ancaman palsu.
Selanjutnya...

RI Bakal Dilanda Kemarau Panjang Hingga Akhir 2015

RI Bakal Dilanda Kemarau Panjang Hingga Akhir 2015

Jakarta -Kemarau ekstrem atau El-Nino bakal melanda Indonesia hingga akhir 2015. Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan rapat terbatas (ratas) untuk mengantisipasi hal tersebut.

"Kami baru selesai ratas, untuk membahas antisipasi El-Nino dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan 2015. Disampaikan tadi, bahwa prediksi dari BMKG, bahwa El-Nino menguat dari Agustus hingga Oktober, dan November tahun ini," jelas Menko Bidang Maritim, Indroyono Soesilo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (31/7/2015).

Karena El-Nino yang menyebabkan kemarau panjang ini, ada ancaman gagal panen pertanian, kebakaran hutan dan lahan, serta kelangkaan air. "Namun di beberapa tempat justru ikan berlimpah," imbuh Indroyono.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan para menteri agar menyiapkan antisipasi untuk selamatkan petani dan nelayan.

"Penting menurut saya adalah bagaimana menyelamatkan petani, selamatkan petani, selamatkan nelayan dan juga bagaimana kebakaran hutan akibat El-Nino bisa kita cegah bersama," terangnya.

Jokowi menyampaikan, kekeringan sudah terasa sejak akhir Mei 2015 dan sudah sampai dalam level yang memprihatinkan. Diperkirakan akan semakin parah sampai dengan Desember.

"Keadaan ini diprediksi kemungkinan akan menguat mulai Agustus sampai Desember," ujarnya.

Diharapkan usai rapat ini dapat menghasilkan solusi atas persoalan tersebut. "Sore hari ini akan kita bahas. Kita carikan jalan keluar. Terutama juga kewaspadaan kita terhadap beberapa titik hot spot potensi kebakaran hutan yang juga perlu diwaspadai," imbuh Jokowi.

Sumber: http://finance.detik.com/read/2015/07/31/164029/2980266/4/ri-bakal-dilanda-kemarau-panjang-hingga-akhir-2015
Selanjutnya...