"Hidup bagi saya sungguh berarti. Demikian pula kehidupan di sekeliling saya. Jika saya mengharapkan hidup saya dihormati, maka saya juga harus menghormati hidup makhluk lainnya. Namun etika di dunia Barat hanya menghormati hubungan di antara sesama manusia. Karena itu saya katakan etika Barat adalah etika yang terbatas. Yang kita perlukan adalah etika tak terbatas yang juga mencakup hubungan kita dengan binatang" (Albert Schweitzer, 1875-1965)

Minggu, 20 September 2015

PBB Melaporkan KONSUMSI DAGING adalah Penyebab Utama Pemanasan Global


Peternakan daging dan susu menggunakan miliaran galon minyak untuk menjalankan traktor, bahan bakar kapal dan truk untuk alat transportasi hewan ternak dan makannya, memompa miliaran galon air untuk irigasi sawah dan menjalankan usaha rumah jagal, energi listrik untuk pendingin agar bahan-bahan tersebut tidak membusuk, serta sistem saluran pembuangan limbah untuk membersihkan beberapa polusi yang dihasilkan.
Di samping perubahan iklim, polusi, kekurangan air, penggurunan, dan kekurangan pangan; beberapa ilmuwan sekarang percaya bahwa umat manusia tengah memasuki suatu periode yang diistilahkan “puncak minyak”, dimana setengah dari simpanan minyak bumi dunia sudah terpakai. Sementara minyak bumi semakin sulit untuk didapat di tengah permintaannya yang semakin tinggi.
Industri daging bukan saja sangat memboroskan air, minyak bumi, lahan, dan bahan kimia; juga menciptakan polusi parah bagi tanah, air, dan udara; dan membanjiri pasar-pasar kita dengan produk yang benar-benar beracun bagi kesehatan kita.
Jika kita melihat kurva pertumbuhan populasi manusia dalam ratusan tahun terakhir ini, kita akan melihat bahwa kurva itu secara persis sepadan dengan kurva pertumbuhan energi yang memungkinkan kita menciptakan jumlah makanan yang sangat besar. Kelebihan makanan telah memberi dorongan terhadap ledakan populasi manusia – dan sapi, babi, ayam, ikan, dan hewan ternak lainnya yang dikurung untuk disembelih demi makanan.
Masalah lingkungan utama akibat mengonsumsi makanan hewani adalah jumlah hewan ternak diproduksi amat besar, dimana mereka harus makan, dan makan, dan makan yang banyak. Tujuh puluh lima persen biji-bijian dunia dan sekitar separuh dari ikan yang terseret di dalam jala DIBOROSKAN untuk memelihara miliaran hewan agar menjadi besar dan gemuk untuk disembelih, atau untuk menghasilkan produk susu dan telur pada tingkat permintaan konsumen yang tinggi. Bukankah ini pemborosan yang besar?
Pertimbangkan:
1 potong brokoli, 1 potong terong, 4 ons kembang kol, 8 ons nasi
hanya membutuhkan 0,0098 galon bensin
Sedangkan
6 ons daging sapi
membutuhkan 0,1587 galon bensin, 16 kali lebih banyak
Jadi untuk menghasilkan ½ kg daging sapi diperlukan 1 galon bensin (1 kg = 35,27 ons)
Sebenarnya sumber daya dari satu orang pemakan daging, telur, dan susu dapat memberi makan lima belas orang yang berpola makan nabati.
Dengan mempertimbangkan masalah-masalah seperti perubahan iklim, polusi, penggurunan, kekurangan air, dan kelaparan dunia maka kita perlu memikirkan kembali kebiasaan pola makan daging dan beralih ke vegan organik. Para peternak perlu berpikir untuk beralih menjadi petani sayuran organik.

Sumber: https://www.facebook.com/PBB-Melaporkan-KONSUMSI-DAGING-adalah-Penyebab-Utama-Pemanasan-Global-349076334722/timeline/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar