"Hidup bagi saya sungguh berarti. Demikian pula kehidupan di sekeliling saya. Jika saya mengharapkan hidup saya dihormati, maka saya juga harus menghormati hidup makhluk lainnya. Namun etika di dunia Barat hanya menghormati hubungan di antara sesama manusia. Karena itu saya katakan etika Barat adalah etika yang terbatas. Yang kita perlukan adalah etika tak terbatas yang juga mencakup hubungan kita dengan binatang" (Albert Schweitzer, 1875-1965)

Senin, 06 Januari 2014

Sinar Matahari yang Sehat adalah Siang Bukan Pagi

Media massa dan sekolah kedokteran mengajarkan kepada Anda bahwa sinar matahari di siang hari adalah tidak baik untuk kesehatan, dan berjemur yang sehat adalah di pagi atau sore hari. Tapi tahukah Anda bahwa penelitian sains holistik modern justru menyatakan hal yang beda? Sains holistik modern menyatakan bahwa sinar matahari yang baik untuk kesehatan adalah di siang hari dan justru sinar matahari di pagi dan sore harilah yang tidak baik untuk kesehatan!
Sinar matahari atau ultraviolet terbagi menjadi 3 macam, yaitu UVA (ultraviolet A), UVB (ultraviolet B), dan UVC (ultraviolet C). Tapi yang paling utama adalah UVA dan UVB. Sinar UVA dan UVC adalah jenis sinar matahari yang bisa menembus kaca dan awan tipis serta merupakan sinar penyebab mutasi sel kanker. UVB adalah jenis sinar matahari yang tidak bisa menembus kaca tapi merupakan sinar yang membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh kita walaupun membuat kulit jadi lebih gelap. UVA tidak terserap oleh lapisan ozone. UVB terserap oleh lapisan ozone tetapi tidak sampai pada permukaan Bumi. UVC terserap oleh lapisan ozone dan atmosfer.
Oleh karena itu UVB hanya bisa sampai ke Bumi jika sudut sinar matahari di atas 500 dari cakrawala, atau sekitar pukul 10.00 hingga pukul 14.00 (karena kita tinggal di sekitar khatulistiwa). Ketika sudut datang sinar matahari lebih kecil dari 50 maka lapisan ozone akan memantulkan gelombang UVB dan meneruskan gelombang UVA saja.
Padahal hanya UVB saja yang berfungsi membantu tubuh membuat vitamin D3, dan UVA hanya membuat kulit gosong atau bahkan terbakar saja. Pada siang hari, semua ultraviolet sampai ke Bumi, termasuk UVA, tetapi pada pagi hari hanya UVA saja yang terutama sampai ke permukaan Bumi sehingga manfaat sinar matahari menjadi sangat kecil dalam membentuk produksi vitamin D.

Pembunuh yang Sebenarnya adalah UVA
Dr. Dianne Godar dari Food and Drug Administration (FDA) atau BPOM-nya Amerika, telah mengadakan penelitian yang mengindikasikan bahwa UVA kemungkinan bertanggung jawab sebagai penyebab epidemi melanoma (sejenis kanker kulit). Ini lain halnya dengan UVB yang memang membuat kulit kita tambah gelap tapi justru membantu proses pembentukan vitamin D dalam tubuh kita.
UVA sanggup menembus kaca jendela, yang berarti Anda tetap terkena sinar ini ketika Anda di dalam ruangan atau di mobil. Justru UVB yang Anda butuhkan di situasi tertutup seperti ini tidak bisa menembus kaca bening apapun.
UVB dalam penelitian terlihat memilki efek melindungi kita dari melanoma. Dr. Godar mengemukakan bahwa kejadian melanoma berat lebih banyak dialami oleh pekerja di dalam ruangan, bukan di luar ruangan.
Rendahnya kadar vitamin D-lah yang meningkatkan resiko terhadap melanoma sedangkan kulit makin gelap karena terkena sinar matahari (UVB) mengurangi resiko terkena melanoma. Para pasien yang memaparkan diri sendiri ke UVB hidup lebih lama dibandingkan mereka yang tidak.
Baik UVA maupun UVB, keduanya menyebabkan kulit jadi lebih gelap, tapi yang paling “menggelapkan” adalah UVB (sinar baik). UVA menembus lebih ke dalam lagi di bagian kulit kita ketimbang UVB dan inilah yang memungkinkan timbulnya penuaan, kerut, dan kanker kulit.

Mengapa Cukup Terpapar Sinar Matahari Dapat Mengurangi Resiko Anda Terkena Kanker
Terpapar sinar matahari yang cukup sebenarnya dapat membantu melindungi kita terhadap kanker. Dan REALITA memperlihatkan bahwa melanoma berkurang pada orang-orang yang sering terkena sinar matahari, tapi malah meningkat pada yang memakai sunscreen.
Masyarakat dan komunitas medis konvensional tidak menyadari bahwa paparan sinar matahari yang CUKUP (tidak berlebihan) membantu terbentuknya vitamin D dalam kulit dan vitamin D inilah yang mengatur modulasi genetika kulit yang melindungi kita dari abnormalitas akibat paparan sinar matahari.
Tapi tahukah Anda bahwa sinar matahari tidak hanya melindungi kita dari kanker kulit melanoma, tapi juga 16 jenis kanker lainnya, termasuk kanker pankreas, paru, payudara, rahim, prostat, dan kanker usus!
.
Jika Anda memakai Sunscreen (Tabir Surya), Anda menghilangkan Manfaat Sinar Matahari
Jika Anda selalu “sembunyi” dari sinar matahari bahkan selalu memakai sunblock atau sunscreen ketika Anda keluar di siang hari, kulit Anda tidak akan menghasilkan vitamin D dari paparan sinar matahari dan itu berarti Anda kurang perlindungan terhadap kanker.
Disamping itu, sunscreen hanya menghalangi UVB, sinar penyebab kulit gelap, sedangkan UVA (penyebab kanker tapi tidak menggelapkan kulit) tetap menembus kulit Anda. Sampai sekarang tidak ada sunscreen yang sanggup memblokir UVA dengan kadar yang tinggi.
Sinar UVA cukup konstan menyinari bumi sepanjang hari, tapi UVB yang baik untuk kesehatan kita sangat sedikit di pagi dan sore hari. Di siang harilah UVB terpancar sangat banyak.
Jadi jika Anda memutuskan untuk memakai sunscreen, pakailah yang bisa menahan UVA dan UVB tapi tidak mengandung dioxybenzone dan oxybenzone. Sedangkan bahan yang aman untuk menahan UVA dan UVB adalah titanium dioxide dan zinc oxide, yang merupakan bahan alami dan digunakan selama lebih dari 75 tahun sebagai sunscreen yang aman.
Tapi perlu diingat bahwa Anda tetap perlu terkena sinar matahari untuk beberapa saat untuk mencukupi kebutuhan vitamin D Anda.
.
Kapankah Waktu Terbaik untuk “Berjemur”?
Waktu terbaik untuk mendapatkan manfaat UVB untuk menghasilkan vitamin D adalah SESIANG MUNGKIN. Itu berarti antara jam 10 pagi sampai dengan 2 siang. Anda tidak perlu berlama-lama berjemur atau terpapar sinar matahari di jam-jam ini. Hanya perlu kira-kira 20 menit. Beberapa orang yang sensitif terkadang hanya perlu 10 menit terpapar sinar matahari. Makin gelap kulit Anda, makin lama pula Anda perlu terpapar sinar matahari.
Tapi ingat, jangan TERLALU LAMA terkena sinar matahari di siang hari, karena paparan BERLEBIH juga akan membakar kulit Anda!
Pada saat pagi dan sore hari, UVB tidak banyak terpancar sedangkan sinar “yang menguasai” di pagi dan sore hari adalah UVA, “si pembawa kanker”.
Anda kaget dengan informasi ini? Ya memang benar ini bertolak belakang dengan semua pemberitaan media massa dan medis konvensional. Tapi inilah kebenarannya.

Coba Anda perhatikan para petani dan orang-orang desa (benar-benar desa, bukan subkota). Mereka adalah orang-orang yang SERING dan SELALU terkena sinar matahari, tapi Anda lihat bahwa mereka justru adalah orang-orang dengan fisik kuat dan sehat. Kulit mereka lebih gelap dibandingkan orang kota, tapi mereka tidak menderita kanker kulit.
Ingat, REALITANYA adalah mereka SERING dan SELALU terkena sinar matahari bahkan DI SIANG HARI, bukan hanya di pagi dan sore hari!
Hati-hati terhadap uji ilmiah yang TIDAK didukung oleh realita sejarah dan fakta keseharian!
Inilah yang sering tidak kita sadari akan PERSYARATAN sains yang asli, yaitu UJI ILMIAH HARUS DIDUKUNG OLEH SEJARAH DAN FAKTA KESEHARIAN.  Seringkali komunitas medis konvensional membanggakan diri bahwa sains mereka telah didukung oleh banyak uji ilmiah. Sains mereka memang banyak uji ilmiahnya tapi sayang, LEBIH BANYAK (tidak semua) MERUPAKAN UJI ILMIAH DI LABORATORIUM, BUKANNYA DI LAPANGAN. Disamping itu, kebenaran uji ilmiah mereka kebanyakan (tidak semua) tidak didukung oleh realita sejarah dan fakta keseharian. Ingat, uji ilmiah bisa dimanipulasi dan bisa sering terjadi kesalahan karena “human error”, sedangkan realita sejarah dan fakta keseharian tidak bisa dimanipulasi!
Inilah PERBEDAAN BESAR antara sains medis konvensional dengan sains holistik modern. Untuk mempermudah Anda membandingkannya, perhatikanlah tabel perbedaan di bawah ini.
.
SAINS MEDIS KONVENSIONALSAINS HOLISTIK MODERN
Ditunjang uji ilmiah, tapi kurang ditunjang realita sejarah dan fakta keseharian.Ditunjang uji ilmiah + ditunjang banyak realita sejarah dan fakta keseharian.(Inilah yang selalu tidak diperhatikan oleh masyarakat bahwa selain uji ilmiah, seharusnya ada BUKTI NYATA dari realita sejarah dan fakta keseharian karena UJI ILMIAH BISA DIMANIPULASI, SEDANGKAN REALITA TIDAK BISA DIMANIPULASI)
Uji ilmiah lebih banyak dilakukan di dalam laboratorium.Uji ilmiah dilakukan di dalam laboratorium dan di lapangan.(Perlu Anda sadari bahwa sains sejati itu menyelidiki ALAM ASLI bukan  alam buatan, apalagi untuk kesehatan manusia. Manusia tidak tinggal di dalam laboratorium, jadi diperlukan uji ilmiah di lapangan untuk menentukan validitas kebenaran suatu ilmu kesehatan manusia. Habitat asli manusia bukan di dalam lab tapi di lingkungan bebas yang “penuh warna”).
.
Jika Anda butuh bukti jurnal medis lainnya tentang uji ilmiah holistik modern yang kontroversial ini (tapi didukung oleh realita sejarah dan fakta keseharian), silahkan Anda mencari dan menyelidikinya via internet. Akan Anda temukan banyak jurnal-jurnal medis yang melaporkan informasi kontroversial ini.

Sunblock (sunscreen, tabir surya)
Matahari telah menyinari Bumi lebih dari 4 milyar tahun. Apakah telah terjadi perubahan besar dalam 80 tahun terakhir ini sehingga sinar matahari justru menjadi begitu berbahaya dan mengakibatkan banyak bencana termasuk sinar matahari? Bukankah sejak 80 tahun terakhir ini, manusia juga makin cenderung berada di dalam ruangan ketimbang bekerja di luar ruangan? Haruskah dan tegakah kita menyalahkan matahari yang sesungguhnya begitu bermanfaat untuk kita semua? Atau, apakah karena berkurangnya lapisan ozon di lapisan stratosfer?

Pada sebuah berita, AOL News (Huffingtonpost) pada tanggal 24 Mei 2010, Andres Schneider (Senior Public Health Correspondent), di Washington, mengatakan bahwa jumlah penderita kanker kulit tidak berkaitan dengan pengurangan atau penurunan lapisan ozon di stratosfer2). Tetapi, ditemukan bahwa hampir separuh dari 500 produk sunblock (sunscreen) yang paling populer di Amerika Serikat justru meningkatkan pertumbuhan sel-sel malignant (sel-selt tumor yang berkembang secara  progresif menjadi lebih buruk sehingga dapat menyebabkan kematian)  dan menyebarkan kanker kulit3). Dari 500 produk itu, hanya ada 39 yang diperkirakan aman.

Filter ultraviolet yang digunakan pada sunblock justru dapat menimbulkan senyawa-senyawa berbahaya bagi tubuh, misalnya:

- vitamin A yang difortifikasikan ke dalam sunblock (41% sunblock yang beredar di Amerika Serikat difortifikasi dengan vitamin A) justru merupakan senyawa yang bersifat photocarcinogenic (yang meningkatkan resiko kanker bila terkena paparan sinar matahari)4,5)
- hormon oxybenzone pada sunblock (hampir 50% cairan sunblock terdiri atas oxybenzone) akan menembus kulit dan masuk ke dalam peredaran darah. Hormon ini akan mengganggu fungsi kelenjar endokrin dan merusak sel-sel tubuh (membuat kerusakan sel-sel lemak, protein dan DNA) serta dapat mengakibatkan berat badan bayi yang baru dilahirkan menjadi sangat rendah bila hormon ini masuk ke dalam tubuh sang ibu ketika masih hamil6).
- banyak sunblock yang mengandung triethanolamine, sebuah senyawa yang dapat menyebabkan kanker karena mengahsilkan nitrosamine begitu bereaksi dengan nitrit
(senyawa ini digunakan sebagai pengawet tetapi sering sekali tidak disebutkan pada label sunblock)7)
- banyak kandungan pada sunblock yang merupakan larutan kimia “serupa dengan estrogen” (“estrogen like-effects”) yang dapat mengakibatkan peningkatan resiko kanker, cacat lahir, penurunan jumlah sperma dan ukuran penis pada pria serta juga berbagai masalah kesehatan yang lain. Akibat samping “estrogen like” ini bisa serupa dengan efek yang terjadi akibat racun DDT, Diosin dan PCBs8). Larutan estrogenic ini (estrogen like) dapa meningkat hormon kewanitaan sehingga juga dapat berpengaruh pada perubahan sifat8).
dst
Penggunaan sunblock secara rutin juga meningkatkan terjadinya kanker kulit melanoma (cutaneous melanoma)9) dan padahal sunburn (gosong, kulit terbakat) itu sendiri tidak menyebabkan melanoma10).
Sunblock juga menghalangi (UVB) ultraviolet B untuk sampai ke kulit padahal hanya UVB inilah yang berfungsi mengubah turunan kolesterol dalam tubuh menjadi vitamin D3 yang bermanfaat untuk tubuh.
 Jadi, sesungguhnya dengan sunblock kita justru akan menghalangi fungsi sinar matahari sendiri untuk membantu tubuh memproduksi vitamin D yang bermanfaat.

referensi:
1) Menjadi Sehat itu Memang Sangat Mahal (5) , Sinar Matahari
2)Professor Johan Moan of the Norwegian Cancer Institute found that the yearly incidence of melanoma in Norway had increased by 350% for men and by 440% for women during the period 1957 to 1984. He also determined that there had been no change in the ozone layer over this period of time. He concludes his report in the British Journal of Cancer by stating “Ozone depletion is not the cause of the increase in skin cancers” (Moan, J. & Dahlback, A. The relationship between skin cancers, solar radiation and ozone depletion. British Journal of Cancer, Vol. 65, No. 6, June 1992, pp. 916-21).
4) http://www.ewg.org/” target=”_blank”>Environmental Working Group (EWG)
5) Nneka Leiba, MPH, research analyst, Environmental Working Group (www.ewg.org), Washington, DC.
6) Separate Study Links Sunscreen Chemical to Low Birth Weight in Baby Girls
7) Bronaugh R.L. et al., “The Effect of Cosmetic Vehichles on The Penetration of N-nitroso-diethaolamine through excised Human Skin”, J Invest Dermantol 76 (2): 94-96, 1981.
9) Journal of Oncology; “Increase Melanoma After Regular Sunscreen Use”, American Society of Clinical Oncology, 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar