"Hidup bagi saya sungguh berarti. Demikian pula kehidupan di sekeliling saya. Jika saya mengharapkan hidup saya dihormati, maka saya juga harus menghormati hidup makhluk lainnya. Namun etika di dunia Barat hanya menghormati hubungan di antara sesama manusia. Karena itu saya katakan etika Barat adalah etika yang terbatas. Yang kita perlukan adalah etika tak terbatas yang juga mencakup hubungan kita dengan binatang" (Albert Schweitzer, 1875-1965)

Minggu, 13 April 2014

Pesan dari Masa Depan

pas lg iseng iseng blog walking ke blog temen, eh trus g ngebaca artikel yang kayak nya perlu buat kita semua ketahui



===================================



Kepada

Yth

Manusia

Di

Tahun 2008



Aku hidup di tahun 2070. Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun.

Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih.



Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi. Sekarang, aku adalah orang

yang paling tua di lingkunganku, Aku teringat disaat aku berumur 5

tahun semua sangat berbeda, masih banyak pohon di hutan dan tanaman

hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan

aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya.

Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang di basahi dengan minyak mineral.




Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan.

Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala

tanpa menggunakan air.



Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung

dari keran ledeng. Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air

bisa digunakan untuk apa saja.

Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan:” JANGAN MEMBUANG BUANG AIR”



Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut. Orang beranggapan

bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak

terbatas. Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah

semuanya telah tercemar atau sama sekali kering. Pemandangan sekitar

yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus. Infeksi saluran

pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi

penyebab kematian nomor satu. Industri mengalami kelumpuhan, tingkat

pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar

dengan segelas air minum per harinya.Banyak orang menjarah air di

tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis.

Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum

sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari. Sekarang, aku hanya bisa

minum setengah gelas air setiap hari.



Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas

pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah.

Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air.



Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit

pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak

terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin

habis. Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan

seperti telah berumur 40 tahun.



Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian,

tetapi tidak menemukan jalan keluar. Manusia tidak bisa membuat air.

Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan

oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi

generasi mendatang.



Morphology manusia mengalami perubahan… yang menghasilkan/ melahirkan

anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.

Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per

orang per hari. [31.102 galon]



Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari

“kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik

raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen. Udara yang tersedia di

dalam “kawasan ventilasi” tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya

menyediakan oksigen untuk bernafas.Umur hidup manusia rata-rata adalah

35 tahun.



Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber

air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata.

Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau

permata.



Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun

hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam.Tidak dikenal lagi adanya

musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek

rumah kaca dan polusi.



Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga

kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli. Pada saat anak

perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu,

aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih

hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya

bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita

mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu.

Dia bertanya: – Ayah ! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ?

Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku. ..



Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal

dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak

mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian. .. dan banyak orang

lain juga !. Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah

keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan. Sekarang, anak dan

keturunanku yang harus menerima akibatnya, Sejujurnya, dengan situasi

ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena

kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir.



Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat

manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi… Pada saat itu masih ada

kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan

planet bumi ini !



Tolong Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya

berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya

melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang.

Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita.

Lakukan untuk anak dan keturunan mu kelak

AIR DAN BUMI UNTUK MASA DEPAN



Dokumen ini dipublikasi di majalah “Cr?nica de los Tiempos” April 2002.

(Translation in free bahasa: Yuliana Suliyanti, Aug 2007)

==================

Wuiiihhh … ngeri bgt kan mandi gak bisa maen aer sepuasnya gak bisa bernapas harus bayar,, minum pun Cuma setengah gelas per hari, air udah lebih berharga dari pada emas ataupun permata. Pasti ngeri bgt kan kalo hal itu seandainya teradi pada masa menantang?? Untuk itu sebagai orang yang yang peduli dan sadar lingkungan sudah sepatutnya kita melestarika alam dan tidak membuang-buang air, jangan sampai anak cucu kita mengalami hal seperti di atas.

Ayo Dukung Program:

Indonesia Go Green

Selamatkan Indonesia dari ancaman global warming.
Selanjutnya...

Krisis Air, Pemanasan Global dan Vegetarian

Gletser di Himalaya dan Hindu Kush cepat menghilang

Para ilmuwan internasional berkumpul di Universitas California San Diego di AS minggu lalu yang menyimpulkan bahwa hampir semua dari 20.000 gletser di pengunungan Himalaya-Hindu Kush mencair. Air dari pencairan ini akan membuat danau-danau besar meluap, dimana penduduk yang berada di lembah di bawahnya akan berada dalam risiko banjir. Menurut Komisi Internasional tentang Salju dan Es di Kathmandu, Nepal, gletser Himalaya berkurang lebih cepat daripada tempat-tempat lainnnya di dunia, dan mungkin lenyap sebelum tahun 2035. Temperatur yang lebih tinggi, hujan yang berkurang, polutan dari karbon hitam akibat pembakaran bahan bakar minyak dan biomas, serta pola musim monsun yang tidak menentu dianggap sebagai penyumbang utama terhadap berkurangnya gletser-gletser tersebut.

Kami berterima kasih kepada semua ilmuwan yang melibatkan diri untuk meningkatkan kesadaran umum tentang kondisi yang kritis dari pegungungan Himalaya yang legendaris itu. Marilah kita dengan cepat mengindahkan panggilan yang genting ini dan dengan cepat melakukan peralihan kepada gaya hidup penyelamatan Bumi yang penuh kasih.

Dalam konferensi video di bulan November 2008 dengan staf Supreme Master Television di Kalifornia, AS, Maha Guru Ching Hai sekali lagi menyuarakan keprihatinan beliau terhadap umat manusia dan masa depan planet ini ketika beliau membicarakan tentang satu cara untuk menghentikan kehilangan gletser Himalaya yang mengenaskan.
Konferensi video dengan Maha Guru Ching  Hai bersama Staf Supreme Master Television 26 November 2008 – Kalifornia, AS

Maha Guru Ching Hai: Gletser berfungsi untuk memasok air kepada Sungai Gangga dan mencair perlahan-lahan agar dapat digunakan seiring dengan pemakaian manusia, gletser itu mencair secukupnya untuk mendistribusi kebutuhan sehari-hari seperti ini.
Tetapi jika semuanya mencair pada saat yang bersamaan, maka kota-kota di bawahnya akan tenggelam, orang-orang akan mati, dan banjir akan berada dimana-mana dan nantinya kita bahkan tidak memiliki air, tidak memiliki tempat penyimpan air lagi. Jadi keduanya, banjir atau kemarau, amat berbahaya bagi orang-orang, terutama orang-orang yang bergantung pada Sungai Gangga dan gletser tersebut untuk bertahan hidup. Saya amat khawatir, tetapi saya hanya bisa berdoa dan berharap agar orang-orang yang memiliki kekuasaan akan melakukan sesuatu.
Maha Guru Ching Hai: Satu-satunya solusi adalah pola makan vegetarian bagi setiap orang.

Ahli air mendesak tren pola makan nabati

Menurut Dr. Peter Gleick, Presiden Institut Pembelajaran Pengembangan Lingkungan dan Perlindungan Pasifik yang berbasis di Kalifornia, AS, kira – kira 70.000 liter air digunakan untuk membuat satu kilogram daging sapi. Dr. Gleick baru-baru ini menerbitkan artikel “Air Dunia pada tahun 2008-2009”. Sebagai perbandingan, kita hanya membutuhkan 1.000 liter air untuk membuat satu kilogram gandum. Dia berkata, “…Kita harus serius untuk berpikir ulang tentang pola makan kita.”

Apresiasi tulus kami, Dr. Gleick yang menyadarkan kami tentang pemborosan konsumsi air dalam industri daging. Mari kita memperbaiki harta planet luar biasa kita dan sumber dayanya dengan mengadopsi pola makan nabati mulai hari ini.

Pada waktu wawancara dengan Radio FM Pantai Timur Irlandia di bulan Agustus 2008, Maha Guru Ching Hai menjelaskan lebih jauh tentang gaya hidup vegetarian yang dapat membantu melestarikan Bumi kita.
Wawancara dengan Maha Guru Ching Hai
dengan Radio FM Pantai Timur, Irlandia – 31 Agustus 2008

Maha Guru Ching Hai: Saya dapat memberitahu Anda tentang manfaat dari pola makan vegetarian. Kita dapat melestarikan 70 % air bersih, menyelamatkan hingga 80% hutan hujan dari pembabatan untuk makanan ternak. Ini juga membebaskan hingga 3,5 juta hektar tanah setiap tahunnya. Membebaskan hingga 760 juta ton gandum setiap tahunnya, ini merupakan setengah dari persediaan gandum dunia. Dapatkah Anda membayangkan hal itu? Menghabiskan 2/3 bahan bakar fosil dari penggunaan untuk produksi daging, mengurangi polusi dari pemborosan hewan ternak, memelihara air bersih, menghemat 4,5 ton emisi per rumah tangga AS per tahun. Dan ini akan menghentikan 80% pemanasan global.

Sungai Es Himalaya akan lenyap pada tahun 2035

Gletser Himalaya akan lenyap. Sungai es di Kawasan raksasa ini, yang membatasi India dan Tibet adalah yang terluas di atas Bumi selain kutub es. Menurut penelitian yang dilaksanakan baru-baru ini oleh para ilmuwan di Universitas Jawaharlal Nehru di New Delhi, India, pemanasan global menyebabkan lenyapnya gletser lebih cepat daripada tempat manapun di dunia.
Gletser Gangotri sendiri telah berkurang kira-kira 850 meter. Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi India mencatat bahwa esnya terus menciut hingga 17 meter setiap tahunnya. Dengan tujuh sungai besar Asia yang dialiri oleh gletser Himalaya, banjir parah dan juga langkanya air di Asia Selatan telah terjadi sebagai hasil dari pencairan gletser yang terus menerus.

Apresiasi kami, para ilmuwan dari Universitas Jawaharlal Nehru dan di seluruh dunia atas kepedulian Anda dalam memantau kekayaan alam ini. Kami berdoa agar setiap orang segera mengadopsi pola makan nabati yang menyejukkan planet untuk memulihkan keseimbangan lingkungan Bumi kita. 

Gletser Chili akan lenyap dalam 50 tahun, kata penelitian

Gletser Chili hilang karena perubahan iklim. Menurut Pimpinan perusahaan air minum Chili, Direktur Umum Aqua di Chili (DGA), Echaurren dan gletser di sekitarnya ditaksir akan hilang 12 meter per tahun. Pada penaksiran ini, Sungai Maipo yang mengalir dari Echaurren dan menyediakan 70% air pada ibu kota negara Santiago, kekeringan akan terjadi dalam lima puluh tahun ke depan. Bencana ini akan memaksa pergeseran populasi yang dramatis pada Chili pusat karena kelangkaan air.
Syukur kami, Direktur Umum Aqua di Chili yang membawa informasi penting ini kepada khalayak umum. Semoga setiap orang secepatnya beralih ke solusi pola makan nabati yang lebih efisien dan untuk efisiensi air demi mengerem kondisi pemanasan dan menyetabilkan Bumi kita. 

Bolivia Menyatakan Keadaan Darurat Kemarau

Bolivia menghadapi kemarau yang sangat hebat. Menurut Layanan Nasional Meteorologi dan Hidrologi Bolivia, 70% dataran tinggi, lembah-lembah, dan juga  wilayah Chacon di pedalaman menghadapai berkurangnya curah hujan. Sudah 7.000 keluarga menderita karena kekurangan air dan keadaan darurat nasional telah diumumkan untuk menghadapi kemarau panjang.
Menteri Urusan Air René Orellana telah memerintahkan pengeboran sumur baru senilai US$2 juta untuk membantu wilayah Tarija, Chuquisaca, dan Santa Cruz bersama dengan bantuan darurat untuk warga yang terkena bencana di daerah Chaco.
Menteri Orellana dan Bolivia, kami berterima kasih atas tindakan cepat Anda dalam meringankan krisis air nasional. Kami berdoa agar hujan segera datang sehingga kekeringan menjadi seminimal mungkin.

Laporan memberikan peringatan akan berbagai tantangan lingkungan hidup bagi negara-negara Arab

Studi lingkungan hidup dengan fokus bahaya yang akan dihadapi negara-negara Arab melaporkan “Lingkungan Hidup Arab: Tantangan di Masa Depan” yang dikompilasi oleh para ahli independen yang disiarkan pada Forum Arab untuk Pengembangan Lingkungan Hidup (AFED) di Bahrain.
Laporan ini mengemukakan masalah-masalah seperti polusi air dan udara, penggurunan dan kekurangan air bersih sebagai masalah yang paling mendesak di wilayah ini. Dengan kekeringan yang parah baru-baru ini di Yordania, Siria, Aljazair, Maroko, Siria, dan Tunisia, laporan ini menyimpulkan bahwa banyak negara-negara Arab yang akan terus menghadapi kekurangan suplai air. Perubahan iklim dikatakan sebagai penyebab utama masalah ini dan laporan ini menawarkan rekomendasi peraturan dan tindakan perbaikan.
Dengan hormat kami memuji semua pemimpin di Forum Arab bagi Perkembangan Lingkungan Hidup yang bersama-sama menghadapi masalah mendesak di saat ini. Semoga Allah memberkati semua negara seiring dengan usaha bersama untuk mengimplementasikan pola makan nabati yang efektif untuk mengembalikan keseimbangan alami.

Provinsi di Kanada berjuang menghadapi lenyapnya sumber-sumber air

Dengan berkurangnya sumber air karena efek pemanasan global pada gletser, Provinsi Alberta memikirkan kembali distribusi dan penggunaan air. Pertimbangan diberikan untuk lebih memperketat  izin penggunaan air agar disesuaikan dengan perubahan wilayah ini dan pada saat yang bersamaan mencoba untuk menyeimbangkan kebutuhan bagi ekonomi setempat.
Pemerintah Alberta, kami mengagumi penilaian Anda yang jujur dan upaya-upaya Anda untuk menanggapi situasi yang penuh tantangan ini. Doa kami agar manusia menghargai sumber-sumber alam yang tidak dapat digantikan demi memberi keseimbangan bagi kehidupan di Bumi.

Sindh menghadapi kekurangan air sebesar 35%

Wilayah Pakistan menghadapi kekurangan air. Menteri Pertanian Syed Ali Nawaz Shah melaporkan bahwa tahun ini Provinsi Sindh di Pakistan kekurangan 35 % airnya sehingga panen dapat gagal bila hujan tidak segera tiba. Bapak Shah menjelaskan bahwa musim hujan pun tidak banyak mendatangkan hujan tahun ini.
Tingkat keseriusan masalah ini perlu dikonsultasikan dengan pemerintah pusat untuk memecahkan masalah ini juga pertemuan antara menteri irigasi dan para petani untuk mendiskusikan distribusi air. Doa kami bagi warga Sindh yang baik hati agar hujan segera turun sehingga Anda dapat mensuplai bahan pangan di negara Anda. Semoga kita semua mengambil langkah untuk mengembalikan keadaan planet Bumi melalui gaya hidup kita yang menghormati semua bentuk kehidupan.

Pemanasan global meningkatkan kekurangan air

Pada sebuah kota terpencil di perbatasan Botswana dan Zimbabwe, ketegangan muncul karena penduduk dari kedua negara berusaha untuk memenuhi kebutuhan air mereka dari sungai setempat yang berkurang debit airnya. Satu alasan tambahan dari kekacauan ini adalah penggunaan air untuk memberi minum ternak sehingga manusia harus berebut dengan sapi dalam menggunakan sumber air yang makin berkurang.
Kami berdoa agar berkat hujan segera turun untuk mengembalikan suplai air yang cukup bagi warga Botswana dan Zimbabwe. Semoga kebaikan hati dan semangat saling memperhatikan dapat membantu mengatasi situasi ini dan mengembalikan keseimbangan bagi kehidupan di Bumi.

Australia menghadapi musim kemarau terpanas

Curah hujan yang rendah sekali, suhu udara di negara-negara bagian tenggara seperti Victoria dan Tasmania telah mencapai rekor tertinggi. Keadaan merusak pada saat ini tidak terlihat akan berkurang yang dapat membahayakan sistem Sungai Murray – Darling, sumber yang penting bagi irigasi pertanian dimana aliran bagian selatan bergantung pada daerah yang terkena kemarau panjang ini. Hal ini kontras dengan daerah utara Australia yang mengalami rekor curah hujan tertinggi.
Doa kami bagi warga Australia agar tabah ketika mengalami efek ekstrem dari pemanasan global. Mari kita segera mengambil tindakan untuk menyetabilkan pola alam ini melalui gaya hidup yang ramah lingkungan sehingga kita semua dapat hidup dengan nyaman dan berkecukupan.

Perubahan iklim dapat mengeringkan sungai-sungai Inggris

Sebuah studi oleh Badan Lingkungan Hidup Negara menyatakan bahwa pemanasan global menyebabkan musim panas yang sangat kering karena tidak adanya hujan. Ian Barker, Pemimpin divisi Sumber Air dari Badan Lingkungan Hidup Negara  mengatakan bahwa konsekuensi dari berkurangnya aliran sungai berarti berkurangnya sumber air minum dan irigasi, juga berkurangnya sumber air alam bagi hewan-hewan liar.
Bapak Barker, Badan Lingkungan Hidup, dan Inggris, kami menghargai penelitian Anda yang memprihatinkan. Dengan karunia dari Surga, semoga kita sendiri segera bertindak untuk mengembalikan keseimbangan Bumi kita yang sangat berharga.

Argentina menderita kekeringan terburuk di abad ini

Hingga tahun 2008, Argentina menerima hujan kurang dari 200 milimeter (7,9 inci), yang kurang dari sepertiga dari biasanya di penghujung tahun ini.
Bersama dengan  rusaknya 15%  wilayah ternak, kekeringan juga mempengaruhi sektor pertanian. Tuan Sixto Periche dari Institut Nasional Teknologi Pertanian menyatakan, “Kami hampir pada batas hari terakhir dimana kami dapat menanam bunga matahari. Jika minggu ini tidak turun hujan, mereka tidak dapat menanam bunga matahari.”
Kami berdoa atas rahmat Tuhan dan berkah hujan untuk mengurangi penderitaan rakyat Argentina. Semoga kondisi ini menjadi peringatan akan kebutuhan kita untuk cepat menjalani kebiasaan yang membantu menyembuhkan Ibu Pertiwi kita.

Ribuan orang meninggalkan pusat kota Somalia untuk mencari air

Menyusul kekeringan panjang yang sepertinya tidak berakhir, lebih dari 15.000 warga Somalia dari daerah Galfadud telah meninggalkan rumah mereka dan pindah ke sebuah kemah untuk orang terlantar dengan harapan untuk mendapatkan air dan bantuan. Menurut komisaris pemerintah daerah setempat, Ali Sheikh Mahamud; orang-orang terus pergi mencari bantuan karena kondisi mereka yang menakutkan. Perubahan iklim dan penebangan hutan membawa kekeringan yang hebat pada wilayah tersebut, dan  hujan yang biasanya turun pada bulan September tidak muncul tahun ini.

Kami berdoa agar rakyat Somalia yang penuh berkah dapat  segera terberkahi hidupnya dengan pemberian hujan.
Semoga kita semua bertindak solidaritas untuk membawa bantuan pada situasi global ini  dengan cepat dan efektif seperti mengadopsi pola makan nabati.

Eksploitasi berlebihan dari air bawah tanah membahayakan lingkungan

Selama seminar dua hari di Bali, Indonesia, para ahli lingkungan berbicara mengenai kekurangan air di Asia dan dampaknya di masa depan. Dr. Brahma Chellaney dari Pusat Penyelidikan Strategis untuk Kebijakan Penelitian di India menyatakan bahwa jumlah penggunaan air tanah jauh lebih tinggi dari jumlah yang dapat terisi kembali oleh alam.
Dia mengatakan, “Eksploitasi berlebihan dari lapisan tanah yang mengandung air tanah akan mempengaruhi ekosistem dan mempercepat perubahan pemanasan global.” Pemakaian berlebihan dari air bawah tanah terbukti seperti gejala terendamnya jalan dan trotoar di Thailand dan Au Lac (Vietnam), juga penyusutan persediaan air di China. Peserta seminar mendukung pemerintah Asia untuk lebih melindungi dan mengelola cadangan air tanah mereka.
Terima kasih, Dr.Chellaney dan semua peserta atas informasi yang tepat waktu ini. Semoga orang-orang Asia dan semua negara mengadopsi pola makan nabati yang bermanfaat untuk efisiensi air dan mendinginkan planet.

Panen di Jawa Barat mungkin akan gagal karena kekeringan

Menurut Agen Pertanian dan Perkebunan Cirebon Indonesia, musim kekeringan hebat mungkin menyebabkan kegagalan lebih dari 4.000 hektar sawah beras di 12 wilayah, menyebabkan kerugian panen dan pendapatan pada lebih dari 12.000 petani. Cadangan air sangat rendah sehingga mereka tidak cukup memenuhi setiap ladang yang memerlukan dan sistem penyaluran air juga telah rusak oleh kekurangan hujan.
We wish the people of Java a sufficient harvest to meet their needs as we pray for changes worldwide to help protect precious water reserves and provide plentiful sustenance for all.
Kami berharap agar penduduk Jawa mendapat kecukupan panen untuk memenuhi kebutuhan mereka serta kami berdoa demi perubahan di seluruh dunia untuk membantu melindungi cadangan air murni dan menyediakan makanan yang berlimpah bagi semua.

Keadaan darurat kekeringan diumumkan di Argentina

Pada hari Jumat, Presiden Argentina Cristina Fernández de Kirchner mengumumkan sebuah pernyataan keadaan darurat bagi lima provinsi sebagai reaksi dari kondisi kering selama berbulan-bulan yang merupakan kekeringan terburuk dalam 50 tahun. Penebaran bibit gandum dan bunga matahari telah ditunda dan lebih dari 700.000 sapi dan kambing telah binasa akibat kekurangan air. Pemerintah telah memberi bantuan sebesar US$38 juta kepada provinsi-provinsi itu untuk membantu mengganti kerugian mereka.
Terima kasih, Presiden Cristina Fernández de Kirchner dan pemerintah Argentina atas pemberian bantuan yang sangat diperlukan ini. Kami doakan agar penduduk Argentina dapat mengatasi masa-masa percobaan ini melalui gaya hidup yang menopang planet ini.

Masa kekeringan di Bagian Barat Amerika Serikat berpotensi menjadi bencana besar

Perubahan iklim diam-diam menghabiskan persediaan air di AS barat, membuat daerah itu berada pada lintasan yang oleh para manager air dan ilmuwan setempat seperti Steven Chu, seorang pemerima Penghargaan Nobel dan Direktur Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley menggambarkannya sebagai bencana. Gletser-gletser di Taman Nasional Gletzer Montana telah berkurang dari 150 di tahun 1910 menjadi hanya tinggal 25 buah sekarang, dengan gletser-gletser yang tersisa terus mencair pada laju kecepatan sembilan persen per tahun. Sungai Colorado yang memberi persediaan air pada tujuh negara bagian AS dengan jumlah penduduk 23 juta orang diperkirakan akan menjadi terlalu kering untuk memenuhi kebutuhan sesuai kontrak hanya dalam waktu beberapa tahun ini.
Kami berterima kasih,  Dr. Chu dan semua pihak yang bersangkutan atas gambaran yang jelas tentang efek yang berpotensi merusak dari perubahan iklim ini. Kami berdoa untuk kesadaran yang lebih tinggi dan tindakan cepat guna melestarikan sumber daya alam yang berharga di planet kita ini.

Persediaan air beberapa masyarakat Arktik terpengaruh oleh pemanasan global

Berbicara pada konferensi perubahan iklim di Kota Iqaluit di Kanada, peneliti Paul Budkewitsch dari Sumber Daya Alam Kanada berkata bahwa suhu yang semakin hangat telah menyebabkan salju dan curah hujan berkurang, beberapa masyarakat di Kanada yang sebagian besar tergantung pada mencairnya gletser sebagai sumber air mereka telah mengalami kekurangan persediaan air. Untuk melindungi sumber daya air dengan lebih baik, Bapak Budkewitsch menganjurkan dibangunnya fasilitas penyimpanan jangka panjang dan pagar untuk memastikan saljunya tidak hanyut.
Terima kasih banyak, Bapak Budkewitsch dan Sumber Daya Alam Kanada yang telah berbagi informasi tentang pengaruh dari naiknya suhu iklim ini. Dengan berkah Surga semoga kita berusaha keras untuk membatasi emisi gas rumah kaca untuk memastikan sumber daya yang berlimpah bagi komunitas Arktik dan masyarakat lainnya di dunia.

Pemanasan global di Australia mempengaruhi lebih dari satu juta orang  

Dengan kekeringan yang paling parah dalam 100 tahun terakhir yang dialami negara tersebut, laporan terakhir tentang persediaan air dari sistem Sungai Murray-Darling menyimpulkan bahwa meskipun ada cukup air minum hingga tahun 2009, tetapi persediaan air melampaui masa itu tidak terjamin. Berbicara tentang kondisi terakhir persediaan air, Menteri Perubahan Iklim Penny Wong berkata bahwa kekeringan merupakan suatu pengingat tentang bagaimana rentannya Australia terhadap dampak pemanasan global.
Terima kasih, Menteri Wong, atas kepeduliannya terhadap masalah yang paling menekan ini. Kita berdoa untuk berkah hujan bagi Australia ketika warga dunia berjuang untuk mengambil langkah yang perlu untuk mengembalikan keharmonisan alami dari planet rumah kita ini.

Sumber-sumber air berkurang di Indonesia

Karena persediaan air menipis hingga lebih dari 60 persen di sepanjang pulau, panen di kabupaten-kabupaten seperti Cirebon dan Indramayu terancam gagal. Masyarakat di daerah-daerah ini juga menemui kesulitan menemukan air segar, dimana para penduduk harus membelinya dari penjual keliling untuk air. Pemerintah kabupaten sedang mencoba mendistribusikan pompa air ke daerah-daerah dan juga melaksanakan desalinasi.
Terima kasih pemerintah Indonesia yang perhatian atas usahanya menyediakan air bagi orang-orang. Semoga kita semua terbangunkan pada waktu yang mendesak ini untuk mengembalikan keseimbangan biosfer kita seperti sebelumnya. (*)

Permintaan akan air di Namibia diperkirakan melebihi persediaan menjelang tahun 2015

Permintaan akan air di Namibia diperkirakan melebihi persediaan menjelang 2015 di negara paling kering di Gurun Sahara Afrika ini. Sebuah laporan dari Institut Pembaharuan Energi dan Efisiensi Energi negara tersebut menyatakan, “Analisis terbaru dari data iklim negara dalam kurun waktu lebih dari seratus tahun menunjukkan peningkatan yang dapat diamati dengan temperatur rata-rata 1 hingga 1,2 derajat Celsius. Pada tahun-tahun terakhir, temperatur panas bertambah panas, hari yang panas di atas 35 derajat Celsius menjadi lebih sering dan jumlah malam yang dingin berkurang.” Para petani Namibia telah mengalami musim hujan yang dimulai lebih lambat dan berakhir lebih cepat, oleh karenanya persediaan makanan terancam.
Terima kasih para peneliti Namibia yang mendokumentasikan efek-efek hebat dari pemanasan global ini. Kita berdoa agar masyarakat planet kita akan cepat mengadopsi pola makan yang benar-benar hemat air, bebas karbon, serta berbasis tumbuhan untuk menyejukkan Bumi dan untuk menjamin cukupnya air bagi kita semua.

Kekeringan melanda daerah tenggara Spanyol

Pemanasan global mengubah daerah selatan Spanyol menjadi dataran gersang. Di Provinsi Mucia, penduduk di sana hanya menerima 30 % dari jumlah air normalnya karena persediaan lokal menyusut dan air yang datang dari negara Spanyol Utara telah dihentikan sehubungan dengan persediaan yang terbatas.
Petani telah mencoba mengadaptasinya dengan menanam tanaman yang tidak membutuhkan air banyak. Barbara Helferrich, seorang pembicara wanita dari Direktorat Persatuan Lingkungan Hidup Eropa mengatakan “Air akan menjadi masalah lingkungan hidup tahun ini, permasalahan yang genting dan sangat mendesak.”
Doa kami bagi orang-orang Spanyol, semoga hujan turun dalam jumlah yang cukup untuk menyuplai kebutuhan hidup. Marilah kita berusaha bertahan hidup sehingga menguntungkan kehidupan kita sendiri dan tetangga sesama penghuni Bumi. 

Sebagian daerah East Coast sedang kehilangan air

Kekeringan  di Australia menyebar sampai negara bagian Tasmania sebagai akibat dari pemanasan global yang terus berlanjut. Banyak daerah kepulauan di pesisir pantai selatan yang mengalami musim kemarau yang parah di dalam catatan sejarah.
Dewan  Kota Tasmania Glamorgan Spring Bay akan segera mengumumkan bahwa negara bagian itu sedang dalam keadaan genting dengan perkiraan permukaan air sungai hanya mampu menyuplai untuk 70 hari saja. Wali Kota Bentrand Cadart berkata, “Kami terus mendoakan agar hujan deras segera turun.”
Wali Kota Cadart, kami ikut berdoa bersama Anda dan penduduk Tasmania. Semoga hujan turun membasahi Australia sehingga kita dapat cepat menyelamatkan planet kita dari efek perubahan iklim.

Ethiopia: PBB menyediakan $13 juta kepada korban kemarau panjang

Badan kemanusiaan PBB mengirimkan bantuan kepada para korban kemarau panjang di Ethiopia. Saat ini diperkirakan ada 126.000 jiwa anak dalam keadaan bahaya sehubungan dengan kekurangan bahan pangan di Pusat Ethiopia. Untuk menanggapi kejadian tersebut, Dana Tanggapan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa Bangsa (HRF) telah mengalokasi US$7,2 juta untuk membeli bahan makanan bergizi dan obat-obatan.
Dana tersebut merupakan dana tambahan sebelumnya yang telah diturunkan US$5,5 juta bagi korban kemarau kering lainnya. Donatur utama di UN HRF adalah negara Norwegia, Belanda, dan Inggris. Kami menyampaikan rasa terima kasih setulusnya kepada HRF Perserikatan Bangsa Bangsa dan negara-negara yang ikut bergabung dengannya. Semoga Surga memberkahi tindakan Anda yang welas asih.  Kami sangat bahagia melihat bangsa-bangsa bersatu padu dan bekerja sama untuk mendukung para korban yang diakibatkan oleh perubahan iklim tersebut.

70% air digunakan untuk produksi makanan: laporan baru

Menghemat air dengan memperhatikan konsumsi makanan. Institut Air Internasional Stockholm telah menerbitkan sebuah laporan baru yang disebut “Selamatkan Air dari Lahan ke Garpu (Saving Water from Field to Fork)”. Penemuan ini dipresentasikan kepada Perserikatan Bangsa Bangsa untuk menjelaskan tentang perlunya menyelamatkan air dengan tujuan untuk mengurangi kelaparan dunia.
Jan Lundqvist, pengarang pembantu dari laporan Institut Air Internasional Stockholm: Kita harus melihat lebih tentang apa yang terjadi dari ladang hingga ke garpu. Jadi dari tempat dimana makanan itu diproduksi menuju ke tempat dimana kita memakannya, ada banyak kejadian yang terjadi. Dan ada kehilangan dan pembuangan selama perjalanan tersebut.
SUARA: Jan Lundqvist, penulis pembantu laporan dari Institut Air Internasional Stockholm mengatakan bahwa 70%  air digunakan untuk produksi makanan dibandingkan dengan hanya 10% untuk keperluan rumah tangga dan 20% untuk industri. Selain itu, rata-rata penduduk kota mengonsumsi hingga 3000 liter air setiap harinya hanya untuk makanan.
Jan Lundqvist: Dalam basis per kapita, dengan meningkatnya pendapatan dan standar kehidupan, orang-orang akan meminta makanan yang lebih banyak mengandung air.
SUARA: Memerlukan hingga 2000 liter air untuk memproduksi 1 kg gandum dan 20.000 liter air untuk memproduksi 1 kg daging. Konsumen dapat membantu menghemat air dengan mengendalikan permintaan mereka terhadap makanan yang menggunakan air secara besar seperti daging.
Jan Lundqvist: Implikasi yang paling utama adalah produksi makanan ternak, mulai dari makanannya karena itu menggunakan banyak air untuk menumbuhkan hasil panen atau rumput atau makanan yang dimakan oleh sapi.
SUARA: Tidak membuang makanan adalah cara mudah yang lain untuk menghemat air. Kami berterima kasih kepada Insitut Air Internasional Stockholm dan semua yang terlibat atas laporan yang berguna ini, Semoga masing-masing dari kita melakukan bagian kita untuk menggunakan persediaan air dunia yang berharga ini dengan bijaksana, baik di rumah dan di supermarket. 

Sumber
Selanjutnya...