"Hidup bagi saya sungguh berarti. Demikian pula kehidupan di sekeliling saya. Jika saya mengharapkan hidup saya dihormati, maka saya juga harus menghormati hidup makhluk lainnya. Namun etika di dunia Barat hanya menghormati hubungan di antara sesama manusia. Karena itu saya katakan etika Barat adalah etika yang terbatas. Yang kita perlukan adalah etika tak terbatas yang juga mencakup hubungan kita dengan binatang" (Albert Schweitzer, 1875-1965)

Jumat, 12 Desember 2014

Sungai di jakarta mengering, permukaan tanah menurun



NEFOSNEWS, Jakarta - Beberapa tahun mendatang, sungai-sungai di Jakarta diperkirakan sudah tak dapat pasokan air bahkan mengering. Hal ini karena terjadi penurunan permukaan tanah.
"Kita ini sudah 10-12 sentimeter per tahun tanah turun. Tinggal 15 tahun. Memang tidak lama. Itu kalau itung-itungannya tidak ada satupun sungai di Jakarta akan mengalir. Karena dia turun sekitar 5-7 meter," kata M. Basuki Hadimuljono, Direktur Jenderal Penataan Ruang pada Kementerian Pekerjaan Umum (PU) seperti yang dilansir Merdeka, Senin (06/10/2014).
Selanjutnya Basuki menjelaskan saat ini penyerapan air tanah sudah sangat berlebihan. Hal ini diakibatkan lantaran tidak tersedianya pasokan air baku yang cukup. "Makanya sanitasi harus didahulukan," katanya.
Karena itu, pihaknya berencana melakukan program penyediaan air baku yang dialirkan ke 13 sungai di Jakarta. "Sumber air yang yang masuk ke Jakarta dari Citarum lewat waduk Jatiluhur," ungkapnya.
Sementara itu, Jan Sopaheluwakan, Guru Besar Riset Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan kondisi lingkungan Jakarta saat ini memang semakin memprihatinkan. Tanah di kota ini tak mampu lagi menyerap air dari curah hujah sekitar 350 milimeter (mm). Tanah-tanah di Jakarta telah menyusut, bahkan hilang menjelma sebagai bangunan penduduk dan industri.
“Pinggiran pantai pun sudah ditutupi bangunan," kata Jan kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Kawasan pantai di Jakarta yang telah direklamasi menjadi daratan, suatu saat bisa mengakibatkan abrasi pantai. Aliran air sungai juga semakin menyempit karena menjadi"tong sampah" raksasa masyarakat. Belum lagi permasalahan kurangnya jumlah ruang terbuka hijau di areal Jakarta.
Jan menambahkan sebagian wilayah Jakarta Utara yang telah mengalami penurunan permukaan tanah seperti Pluit, Kelapa Gading, Kemayoran, dan Sunter. Hal serupa juga dirasakan daerah Jakarta Barat yakni Kamal dan Cengkareng."Penurunan tanah sebesar 40 sampai 60 cm per tahun," ujar Jan.
Menghadapi kondisi seperti ini, lanjut Jan, revitalisasi harus dilakukan terhadap sungai, waduk, dan situ di Jakarta. Selain itu, membuka lahan-lahan baru untuk ruang terbuka hijau serta memperbanyak sumur resapan. (ima rusdiana)
Sumber : http://www.nefosnews.com/post/lingkungan/sungai-di-jakarta-terancam-kering-permukaan-tanah-menurun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar