"Hidup bagi saya sungguh berarti. Demikian pula kehidupan di sekeliling saya. Jika saya mengharapkan hidup saya dihormati, maka saya juga harus menghormati hidup makhluk lainnya. Namun etika di dunia Barat hanya menghormati hubungan di antara sesama manusia. Karena itu saya katakan etika Barat adalah etika yang terbatas. Yang kita perlukan adalah etika tak terbatas yang juga mencakup hubungan kita dengan binatang" (Albert Schweitzer, 1875-1965)

Minggu, 18 Januari 2015

GREEN HOUSE EFFECT (EFEK RUMAH KACA)




This graph, based on the comparison of atmospheric samples contained in ice cores and more recent direct  measurements, provides evidence that atmospheric CO<sub>2</sub> has increased  since the Industrial Revolution.  (Source: [[LINK||http://www.ncdc.noaa.gov/paleo/icecore/||NOAA]])

Istilah efek rumah kaca digunakan untuk menjelaskan proses dimana atmosfer dipanasi.

Kita tahu bahwa sekitar 50% dari radiasi matahari datang menembus atmosfer dan diserap permukaan Bumi. Karena permukaan Bumi jauh lebih dingin daripada Matahari, dia mengemisikan radiasi dengan panjang gelombang yang lebih panjang. Banyak radiasi gelombang panjang dari Bumi diserap oleh gas2 tertentu di atmosfer. Gas2 utama yang menyerap panas di atmosfer adalah karbon dioksida dan uap air.

Karbon Dioksida, CO2 : Gas ini membentuk sekitar 0.038% (380 ppm) udara kering.

Uap Air, H2O : Kandungan Uap Air di setiap volume udara bervariasi dari 0% hingga 4%.

Setelah uap air dan karbon dioksida menyerap radiasi Bumi, mereka meradiasikan kembali energi tersebut menjauh ke segala arah. Sebagian ke arah langit dimana dia bisa diserap lagi oleh atmosfer. Sebagian dari energi yang menuju ke Bumi, diserap oleh molekul gas lain dan permukaan. Permukaan Bumi secara terus menerus disuplai dengan energi yang diemisikan oleh atmosfer maupun oleh outgoing radiasi matahari. Dalam hal ini, atmosfer dipanasi karena dia “menangkap” sebagian outgoing radiasi Bumi.

Tanpa gas yang bersifat menyerap di atmosfer kita, planet kita akan mengalami suhu permukaan rata2 jauh dibawah titik beku dan Bumi tidak akan memberikan lingkungan yang cocok bagi manusia dan bentuk kehidupan yang lain. Suhu permukaan Bumi rata2 adalah 30 C (50 F) lebih panas daripada yang akan terjadi  tanpa atmosfer. Bumi tidak akan dapat mendukung lingkungan yang cocok untuk manusia dan bentuk-bentuk kehidupan yang lain. Proses yang sangat penting ini dinamakan efek rumah kaca karena diperkirakan bahwa rumahkaca dipanasi dengan cara yang sama. Uap air dan CO2 berperan seperti kaca di dalam rumahkaca, dengan membiarkan radiasi matahari masuk tetapi menghalangi panjang gelombang yang lebih panjang untuk keluar.

Secara ringkas, efek rumahkaca bekerja dengan cara ini: karena gas2 penyerap selektif, atmosfer mentransmisikan hampir semua radiasi matahari yang datang ke permukaan Bumi, dimana dia diserap. Udara dipanasi ketika uap air dan karbon dioksida menyerap radiasi gelombang panjang yang diemisikan Bumi.
Efek rumah kaca berkaitan dengan isu lingkungan global yang sangat kompleks dan penting yaitu pemanasan global.

Karena karbon dioksida adalah gas penyerap panas yang penting, maka setiap perubahan dalam kandungan karbon dioksida di udara dapat mengubah suhu di atmosfer bagian bawah. Perbandingan karbon dioksida di atmosfer telah nyata secara terus-menerus naik selama lebih dari 200 tahun. Aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam) telah menyebabkan karbon dioksida meningkat lebih dari 30 % sejak 1750, dan dia tetap naik. 

Konsentrasi karbon dioksida di atmosfer sangat melampaui apapun yang dialami selama lebih dari 650,000 tahun terakhir seperti yang ditentukan dari penelitian inti es. Yang mengkhawatirkan adalah bahwa suhu global naik dengan nyata karena meningkatnya efek rumahkaca.

CO2 bukanlah gas satu2nya yang menyokong menaiknya suhu global. Ilmuwan atmosfer sekarang percaya bahwa aktivitas industri dan pertanian dari manusia menyebabkan tumbuhnya berbagai gas2 lacak yang bisa memainkan peran penting. Gas2 lacak yang muncul menjadi sangat penting adalah methane (CH4), nitrous oxide (N2O), dan tipe tertentu dari chlorofuorocarbons (CFCs). Gas2 tersebut menyerap panjang gelombang dari radiasi Bumi yang kalau tidak, akan hilang ke angkasa. Secara bersama-sama, efek dari gas2 lacak tersebut bisa hampir sebesar CO2 dalam pemanasan atmosfer Bumi. Dengan kenaikan tertentu dalam kandungan karbon dioksida di atmosfer, apakah suhu global sudah naik?

Jawabannya ya, pernyataan di atas didasarkan pada laporan IPCC.

Selama abad 20, suhu global rata2 naik sekitar 0.6C (1F). Analisis data yang baru untuk BBU menunjukkan bahwa kenaikan suhu abad 20 sepertinya yang terbesar untuk abad2 selama kurun waktu 1000 th yl. Secara global, sangat mungkin bahwa sejak tahun 1850-1990 an adalah dekade terpanas dan 11 dari 12 tahun terakhir (1995-2006) dalam catatan menduduki diantara 12 tahun-tahun terpanas.

Sumber: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar