"Hidup bagi saya sungguh berarti. Demikian pula kehidupan di sekeliling saya. Jika saya mengharapkan hidup saya dihormati, maka saya juga harus menghormati hidup makhluk lainnya. Namun etika di dunia Barat hanya menghormati hubungan di antara sesama manusia. Karena itu saya katakan etika Barat adalah etika yang terbatas. Yang kita perlukan adalah etika tak terbatas yang juga mencakup hubungan kita dengan binatang" (Albert Schweitzer, 1875-1965)

Selasa, 05 Januari 2016

Ilmuwan Ramalkan Kiamat Sudah Dekat Akibat Asam Laut Naik Tajam

Samudera Antartika

GLOBALINDO.CO, SKOTLANDIA – Para ilmuwan lagi-lagi membuat ramalan tentang kiamat. Terbaru, peradaban manusia diramalkan segera punah  menyusul pengingkatan keasaman laut yang berlangsung cepat.

Kondisi itu bakal menyapu habis 90 persen kehidupan di atas Bumi. Para ilmuwan menyebut, bencana yang disebut ‘The Great Dying’ seperti ini, merupakan ulangan dari kejadian serupa pada periode Permian 299 juta tahun silam.

Mereka pun memperkuat ramalannya dengan arugementasi ilmiah berdasar penelitian University of Edinburgh Skotlandia. Dr Matthew Clarkson, peneliti University of Edinburgh, mengatakan peningkatan keasaman laut itu hasil dari emisi karbon aktivitas manusia.

“Para ilmuwan sudah mencurigai akan adanya keasaman laut pada saat kepunahan masal nanti, namun belum ada bukti yang kuat mengenai itu,” kata Clarkson, seperti dilansir dari Mirror.uk, Jumat (10/4).

Masih berdasar penelitian ini, kata Matthew, tingkat pH laut menurun hingga 0,7 dalam 10.000 tahun. Namun, sejak era revolusi industri dan aktivitas manusia kekinian, membuat asam laut meningkat secara cepat, pH hanya berkurang hingga 0,1.

“Kehidupan di laut sudah semakin tertekan,” cetusnya.

Ia mengatakan, pemicu dari meningkatnya asam laut adalah aktivitas manusia yang menghasilkan CO2 (karbondioksida) dalam jumlah besar.

“Jika kadar emisi CO2 terus meningkat, bisa jadi ‘The Great Dying’ (kepunahan masal) akan menjadi akibatnya,” tambahnya.

Selain CO2, para peneliti lain juga sempat mengajukan beberapa prakiraan mengenai penyebab dari terjadinya kepunahan masal itu. Misalnya, kurangnya oksigen di laut hingga metana dari mikroba.

Sementara ilmuwan sistem bumi Andy Ridgwell, juga membenarkan akan adanya kepunahan massal tersebut. Meski ia mengakui temuan ini masih bisa diperdebatkan.

“Kalau secara geokimia, peristiwa kepunahan Permian ini sangat kompleks, sehingga untuk mengetahui faktornya masih butuh waktu,” jelas Ridgwell.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar