"Hidup bagi saya sungguh berarti. Demikian pula kehidupan di sekeliling saya. Jika saya mengharapkan hidup saya dihormati, maka saya juga harus menghormati hidup makhluk lainnya. Namun etika di dunia Barat hanya menghormati hubungan di antara sesama manusia. Karena itu saya katakan etika Barat adalah etika yang terbatas. Yang kita perlukan adalah etika tak terbatas yang juga mencakup hubungan kita dengan binatang" (Albert Schweitzer, 1875-1965)

Rabu, 05 November 2014

Daging Memicu Alergi



Selama ini orang hanya mengenal beberapa makanan saja yang berpotensi memicu timbulnya alergi seperti kacang-kacangan atau susu. Tapi mengonsumsi daging juga memiliki potensi menimbulkan alergi parah yang di luar perkiraan sebelumnya dan disebut dengan anafilaksis.

Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi akut yang bisa terjadi di seluruh tubuh dan bersifat alergi berat. Reaksi ini biasanya tidak terjadi pada kontak pertama dengan alergen, tapi terjadi setelah terkena paparan berikutnya dan secara tiba-tiba. Anafilaksis mulai terjadi apabila ada alergen yang masuk ke dalam aliran darah dan bereaksi dengan antibodi IgE.

Studi ini dilakukan oleh peneliti dari Amerika Serikat dan melibatkan 60 pasien yang memiliki alergi parah. Didapatkan bahwa senyawa di dalam daging yang dikenal sebagai alfa-galaktosa sebagai penyebabnya. Hasil ini juga telah dipresentasikan dalam pertemuan American Academy of Allergy, Asthma & Immunology di New Orleans.

Tim peneliti memeriksa sampel darah untuk melakukan tes antibodi terhadap alfa-galaktosa. Partisipan ini terdiri dari 22 orang dari University of Virginia, 20 orang dari University of Tennessee dan 18 orang dari John James Medical Center di Australia. Semua partisipan mengalami anafilaksis tapi tidak tahu apa penyebabnya.

Peneliti menemukan bahwa sistem kekebalan protein yang disebut dengan antibodi IgE muncul pada 25 partisipan yang sebelumnya tidak bisa dijelaskan apa penyebabnya. Adanya antibodi IgE pada gugus gula ini lebih besar penyebarannya pada populasi manusia secara keseluruhan.

"Dulu kami berpikir bahwa alergi terhadap daging adalah kejadian yang sangat jarang, tapi kenyataannya tidak seperti itu," ujar ketua penelitian Dr Scott Commins dari University of Virginia, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/3/2010).

Dr Commins menambahkan alfa-galaktosa diproduksi oleh sebagian besar mamalia, tapi pada manusia dan kera besar justru memproduksi antibodi untuk gula. Masalah bisa muncul ketika tubuh seseorang memproduksi antibodi IgE pada gugus gula dan kemudian mengonsumsi daging atau produk susu yang mengandung gula, sehingga mengakibatkan adanya reaksi yang tertunda.

"Reaksi ini bisa muncul hanya dalam waktu beberapa menit saja," ungkap Dr Scott.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar