"Hidup bagi saya sungguh berarti. Demikian pula kehidupan di sekeliling saya. Jika saya mengharapkan hidup saya dihormati, maka saya juga harus menghormati hidup makhluk lainnya. Namun etika di dunia Barat hanya menghormati hubungan di antara sesama manusia. Karena itu saya katakan etika Barat adalah etika yang terbatas. Yang kita perlukan adalah etika tak terbatas yang juga mencakup hubungan kita dengan binatang" (Albert Schweitzer, 1875-1965)

Kamis, 03 Desember 2015

Agar pH Tubuh Tidak Terlalu Asam

Agar pH Tubuh Tidak Terlalu Asam

Jakarta, Dibanding tes kesehatan lain, tes untuk menguji derajat keasaman (pH) tubuh relatif tidak populer. Tapi jangan anggap sepele masalah derajat keasaman tubuh ini karena jika tubuh terlalu asam atau basa itu pertanda ada yang tidak beres.

pH atau Potential Hydrogen merupakan konsentrasi ion hidrogen dalam suatu zat yang menentukan tingkat keasaman atau basa. Standar pH adalah 0-14. Sedangkan pH ideal atau normal untuk manusia adalah 7-7,4. Tubuh manusia memang sedikit basa. Dengan pH ideal tubuh akan lebih kuat menahan penyakit. Tes uji pH bisa dilakukan dengan urine atau air liur.

Seperti dilansir dari Buzzle, Selasa (9/3/2010), ada pengaruh yang signifikan jika tubuh terlalu asam atau kelewat basa. Tapi kasus yang banyak terjadi pH manusia seringkali kurang dari standar normal atau menjadi terlalu asam. Sebaliknya sangat jarang terjadi kondisi kelebihan basa yang parah.

Apa akibatnya jika tubuh terlalu asam?


Jika ph di bawah 7 maka itu artinya tubuh terlalu asam. Ini sangat berbahaya karena tubuh tidak bisa menolerir ketidakseimbangan asam dalam waktu lama. Jika pH terlalu rendah itu artinya terjadi penumpukan karbondioksida dalam darah. Karbondioksida yang tinggi akan membuat pernafasan jadi sulit.

Kondisi tubuh yang asam menyebabkan kelelahan, nyeri, kulit melepuh, sakit kepala, mengantuk, alergi, pilek dan flu, masalah sinus. Kadar oksigen menurun akibat penumpukan karbondioksida dalam darah. Jika oksigen turun sel-sel tubuh akan mati.

Orang yang memiliki tubuh terlalu asam lebih gampang terkena bakteri atau virus. Asal tahu saja, sel kanker lebih mudah berkembang jika tubuh dalam kondisi asam yang berlebihan.

Darah yang asam akan memblokir penyerapan vitamin, membuat racun tersumbat dalam sel, memperlambat fungsi organ, mengganggu sistem pencernaan yang baik, mengeluarkan banyak gas dan perut kembung, menyebabkan kenaikan berat badan tidak sehat dan mempercepat proses penuaan.

Kenapa tubuh bisa menjadi terlalu asam?

Pakar kesehatan menduga diet dan gaya hidup stres dapat mempengaruhi langsung tingkat pH dan yang menentukan seberapa baik sistem kekebalan tubuh berfungsi. Sistem kekebalan tubuh yang lemah berarti gampang terinfeksi. Asam yang tinggi juga memungkinkan kolesterol buruk atau LDL (Low Density Lipoprotein) menumpuk cepat dalam arteri yang merusak dinding pembuluh darah dan menciptakan penumpukan plak.

Tubuh menjadi terlalu asam ketika seseorang terlalu sering makan makanan olahan, makanan kemasan, makanan manis, pasta, produk susu (susu, keju, es krim), minuman beralkohol, obat-obatan, garam meja. Makan daging juga meningkatkan keasaman tubuh.

Sementara stres ikut memainkan peranan penting dalam menciptakan tubuh yang terlalu asam. Ini menjawab mengapa orang yang terus hidup dalam ketegangan dan kekakuan cenderung memiliki asam yang banyak.

Jika seseorang mengalami kurang tidur, kurang olahraga, menghadapi peristiwa yang mengubah hidup seperti kehilangan pekerjaan, perceraian atau pindah ke kota baru, tubuh biasanya akan memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi.

Memulihkan tingkat pH

Melakukan diet yang lebih moderat dapat membantu mengembalikan keseimbangan pH. Sebagai permulaan, cobalah makan lebih banyak buah dan sayuran segar, almond serta yogurt. Mulailah mengurangi keju, minuman bersoda, alkohol, makanan olahan, pemanis dan gunakan madu sebagai gantinya. Kira-kira 75 persen diet yang baik harus terdiri dari makanan yang memproduksi basa.

Jika perubahan pola makan ini terlalu sulit bisa mempertimbangkan menggunakan suplemen basa. Sebuah penelitian pernah dilakukan bahwa suplemen basa bisa meningkatkan pH yang asam menjadi normal. Tapi ilmuwan lebih menyarankan untuk mengurangi keasaman tubuh dengan makanan sehat.

Untuk menurunkan tingkat stres agar pH kembali ke batas normal bisa juga mencoba melakukan latihan pernapasan dan makan makanan mengandung basa. Berjalan kaki 10 menit setiap hari juga bisa mengurangi stres dan memulihkan keseimbangan.

Apakah tubuh bisa menjadi terlalu basa?

Memang tubuh manusia cenderung basa dan jarang terjadi kondisi basa yang tinggi. Tapi tentu saja tubuh bisa menjadi terlalu basa jika kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah karena terlalu banyak karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.

Orang-orang yang menderita basa berlebih pernafasannya menjadi lebih cepat dan sering terlihat cemas. Apabila kondisinya memburuk bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran. Jika bernapasnya terlalu cepat ajari si penderita untuk belajar menahan napas selama mungkin sehingga lebih sedikit karbondioksida yang keluar.

Sumber: http://health.detik.com/read/2010/03/09/143044/1314497/766/agar-ph-tubuh-tidak-terlalu-asam
Selanjutnya...

Jumat, 16 Oktober 2015

Udara di Palangkaraya Jadi Kuning seperti ini karena Kepekatan Asap Menggila

Udara di Palangkaraya Jadi Kuning seperti ini karena Kepekatan Asap Menggila

Jakarta - Hari ini, kondisi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng), berbeda dibanding hari biasa. Kepekatan asap meningkat gila-gilaan. Udara kekuningan.

Foto di atas diambil oleh Kepala Bappeda Kalteng Herson B Aden, Jumat (16/10/2015). Dari dalam kantor, ia menjepret suasana luar ruang.

"Udara luar kantor warna kuning. Kotor sekali," kata Herson kepada detikcom melalui pesan elektronik.

Sedangkan foto di bawah ini dikirimkan Anwar Hadi (39), pekerja sosial di Palangkaraya. Anwar menyebut foto itu diambil temannya, Vallone, di Bundaran Besar Kota atau semacam alun-alun. 3 Pengendara melintas dengan background asap pekat yang berwarna putih kekuning-kuningan.



"Hari ini paling parah," kata Anwar.

Berdasarkan data pemantau, kepekatan asap meningkat dari jam ke jam. Pada pukul 10.00 WIB, kepekatan menyentuh angka 2.483. Ambang batas berbahaya adalah 350. Artinya, kepekatan asap hari ini jauh di atas berbahaya. Status tanggap darurat diberlakukan hingga 31 Oktober 2015 mendatang.

Sumber: https://news.detik.com/berita/3045749/udara-di-palangkaraya-jadi-kuning-seperti-ini-karena-kepekatan-asap-menggila
Selanjutnya...

Selasa, 29 September 2015

Ini Dia, Kebohongan Manfaat Susu Sapi!

dr. Tan Shot Yen 01

Beberapa Poin Penting Yang Anda Harus Ketahui
Berikut ini adalah beberapa poin penting yang harus anda ketahui tentang susu sapi yang selalu diyakini masih sangat bermanfaat tak hanya bagi bayi dan anak-anak manusia, tapi juga untuk seluruh usia dan masih dikonsumsi oleh milyaran orang di dunia.
1. Susu Bukan Konsumsi Alamiah Untuk Selamanya
Kita perlu belajar dari hewan menyusui. Bahwa susu hanya cocok sebagai “makanan antara”, ketika bayinya belum sanggup mengunyah dan mencerna. Begitu bisa tegak, berjalan, mencari makan dan mampu mengunyah makanan padat, maka susu bukan lagi konsumsi alamiahnya.
Hal ini bukan berarti bahwa kita menyamakan manusia dengan hewan menyusui, tapi kita harus dan merasa perlu belajar dari alam, fakta dan menyadari berbagai unsur permainan “kepentingan yang lain” di balik jargon kesehatan yang hanya dipakai untuk nilai jual.
Faktanya, enzim pencernaan manusia untuk mencerna susu juga sudah mulai menyusut pada usia 2-3 tahun. Bersamaan dengan itu, gigi manusia pun sudah komplit di usia dua tahun. Lepas dari susu, kunyah makanan padatnya.
2. Untuk manusia, alam tidak menyediakan susu apa pun, selain Air Susu Ibu (ASI)
Alam tidak menyediakan susu apa pun selain ASI untuk konsumsi manusia. Susu sapi hanya untuk generasi penerus sapi. Susunannya pun sama sekali tidak cocok untuk manusia.
Sekali lagi, komposisi susu sapi hanya untuk membuat anak-anak sapi gemuk, bertulang besar, tidak perlu pandai, apalagi menikmati umur panjang. Artinya, susu sapi alami sama sekali tidak cocok untuk manusia.
Karena “dipaksakan” supaya cocok, maka agar tidak mengandung bakteri, manusia melakukan sterilisasi susu antara lain dengan pasteurisasi (pasteurizing). Efek sampingnya? semua zat gizi susu rusak total, karena itu setelah proses sterilisasi perlu diimbuhkan atau ditambahkan berbagai zat alin supaya kelihatan “bergizi”, proses pasca sterilisasi inilah membuat heboh ‘menyusup’nya bakteri.
Begitu pula agar kolesterol susu sapi yang tinggi tidak membuat manusia kegemukan dan naik kolesterolnya, maka ditemukanlah teknik yang membuat agar susu sapi mendapat istilah ‘skim’, karena minyaknya ditarik atau diambil. Efek sampingnya? manusia tetap gemuk!
Karena bukan melulu kolesterol yang bermasalah, tapi gula susu (Laktosa) dan keasamannyalah yang membuat tulang justru semakin keropos! Supaya “cocok” juga untuk kebutuhan kecerdasan anak manusia, maka ada pemaksaannya lainnya yaitu melalui jalur teknologi.
Susu sapi yang miskin gizi itu ditambahkan zat-zat/asam amino yang diduga sebagai bagian dari kebutuhan perkembangan saraf dan otak. Padahal, kecerdasan lebih dari sekedar Asam Amino atau zat yang diimbuhkan tersebut.
Kecerdasan anak berkaitan sangat erat dengan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) saat anak mengintegrasikan kecerdasan pertamanya secara instinktual yang terletak pada antibodi prima manusia secara alami, yang hanya terdapat dalam ASI. Kecerdasan juga berhubungan dengan pematangan “sambungan-sambungan sistem syaraf”.
Kecerdasan anak berkaitan sangat erat dengan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) saat anak mengintegrasikan kecerdasan pertamanya secara instinktual untuk merayap dan menemukan puting susu ibu selepas dilahirkan, sekaligus gerakan merayap tersebut menyelesaikan dan mengintegrasikan refleks-refleks primitifnya!
Kecerdasan terletak pada antibodi prima manusia yang alami, yang hanya terdapat dalam ASI hingga usia 2 tahun saja. Kecerdasan juga berhubungan dengan pematangan “sambungan-sambungan sistem syaraf” dari tiga susunan otak manusia yang terdiri dari:
• Reptilian Brain, yang primitif: hanya mengurus sistem pertahanan diri/survival.
• Mamalian Brain, yang berfungsi mengenali cinta, rasa aman, peduli, kekeluargaan.
• Neo-Mamalian Brain, yang setelah usia 6 tahun baru dapat mengenal istilah cara pikir ‘rasional’.
Kecerdasan manusia bukan melulu tentang pandai berhitung dan berbahasa asing, tapi cerdas secara emosional dan spiritual. Sehingga yang membuat manusia maju dan makmur bukan hanya mereka yang ber IQ (Intelligence Quotient) tinggi, tapi juga ber EQ(Emotional Quotient) tinggi, sehingga mampu menjalin relasi, serta ber SQ (Spiritual Quotient) yang membanggakan, sehingga mampu bersyukur, berhubungan mesra dengan Penciptanya. Nah, mana ada anak sapi yang bisa begini?
3. Susu selain ASI bukan satu-satunya sumber Kalsium
Jika argumen bahwa susu diasup sebagai sumber kalsium yang dipercaya menguatkan tulang, maka perlu ditegaskan kembali: Apakah hanya susu satu-satunya sumber Kalsium?
Kita harusnya mencurigai ‘nasehat-nasehat’ yang menganjurkan orang agar selalu minum susu yang akhirnya hanya sebatas karena penelitian yang sangat sepihak, bahkan sangat kadaluwarsa, dan celakanya: karena ‘kepercayaan’ seri nutrisi jaman penjajahan Belanda yang masih berurat akar.
Tulang pun menjadi kuat bukan semata-mata hanya karena Kalsium. Melainkan kita perlu mengasup Magnesium, Seng (Zinc), Boron, Mangaan, Provitamin D-3, dan lainnya.
Nenek moyang kita sebelum mengenal pabrik susu tidak pernah menderita patah tulang akibat keropos sebelum waktunya. Mengapa itu bisa terjadi? Sekali lagi, karena mereka mengonsumsi makanan alam yang dikunyah, yang juga dapat memperkuat tulang selepas susu ibu di atas 2 tahun!
Calcium-Kalsium
Nenek moyang kita sebelum mengenal pabrik susu tidak pernah menderita patah tulang akibat keropos sebelum waktunya karena mereka mengonsumsi makanan alam yang dikunyah, yang juga dapat memperkuat tulang selepas susu ibu di atas 2 tahun.
Kita juga harus mengetahui, bahwa mengonsumsi satu cangkir Selada Bokor(iceberg lettuce) dapat memberikan kekuatan tulang yang dihari tua, dan mencegah terjadinya patah tulang panggul! Hal ini telah dirisetkan oleh para ahli dari Harvard University, Amerika Serikat yang melibatkan 72.000 wanita.
Kalsium pada susu yang bukan ASI, sekali lagi ditegaskan: TIDAK DIKENAL oleh tubuh manusia. Oleh karenanya bersifat “Non-bio-available”, jadi, bukannya membuat tulang lebih kuat, malah kalsium akan ‘nyasar’ ke tempat yang salah.
Dan tempat yang paling sering menjadi sasaran pendaratan kalsium adalah: dinding pembuluh darah!
Bukannya mendapatkan manfaat positif dari susu, malah mendapat bonus penyakit yang sangat tidak menyenangkan, yaitu: penebalan dinding pembuluh darah dan segala akibatnya, sebagaimana yang telah dipaparkan dalam salah satu jurnal kedokteran anak oleh Dr. Frank Oski, dalam Upstate Medical Center Department of Pediatrics, USA.
Orang Amerika dan Eropa Utara mengonsumsi 800 mg – 1200 mg kalsium sehari, tapi tetap saja mereka lebih menderita osteoporosis atau keropos tulang dibanding orang Asia dan Afrika yang hanya mengonsumsi 300 mg – 500 mg kalsium per hari.
Mengapa bisa terjadi? Karena daging merah, gula, tepung dan bahan makanan berupa bumbu non-alam, justru menyebabkan keasaman darah meningkat!
Untuk menetralisirnya, tubuh mengambil kalsium (yang bersifat alkalis) dari tulang. Sehingga masalah osteoporosis bukanlah bahwa seseorang itu tidak cukup memakan kalsium, melainkan masalahnya adalah mereka kehilangan kalsium.
Dengan demikian, mengasup lebih banyak kalsium ke dalam tubuh bukanlah jawabannya, karena Anda justru bisa kehilangan lebih banyak kalsium daripada yang Anda asup, misalnya dengan tetap memakan daging merah, gula, terigu, beras, berbagai saus dan kecap produksi pabrik, dan lainnya.
Apabila ekstra kalsium yang dikonsumsi berasal dari makanan yang mengandung protein tinggi seperti susu, keju dan es krim, keadaan menjadi lebih buruk karena makanan ini adalah pembentuk asam yang sangat tinggi. Oleh karenanya tubuh justru semakin kehilangan kalsium.
4. Susu bukan ASI dapat menyebabkan banyak keburukan
Dari hasil konvensi dunia (World Breastfeeding Week, 1-7 Agustus 2006), Elisabeth Sterken, BSc.MSc Nutritionist INFACT Canada/North America menuliskan bahwa susu bukan ASI dapat menyebabkan:
  1. Meningkatnya risiko asma.
  2. Menyebabkan alergi.
  3. Penurunan perkembangan kecerdasan.
  4. Peningkatan risiko infeksi saluran napas atas.
  5. Kekurangan nutrisi yang tidak didapatkan dalam susu non ASI.
  6. Risiko kanker masa anak.
  7. Risiko penyakit kronik.
  8. Risiko diabetes.
  9. Risiko penyakit kardiovaskuler.
  10. Risiko kegemukan.
  11. Risiko infeksi pencernaan.
  12. Risiko radang telinga.
  13. Risiko semua efek samping akibat penambahan zat yang tidak semestinya dalam susu bubuk dan susu cair.
Lagi pula, semua susu bukan ASI sudah mengandung laktosa / gula susu  supaya “betah” di lidah anak yang menyukai rasa manis “tingkat tinggi”,  karena yang penting disukai manusia terutama anak-anak, kan?
Selain itu, mana ada pabrik susu mau peduli dengan masalah kelebihan karbohidrat buruk? Namun justru tetap diimbuhi “sukrosa” yaitu gula rantai panjang! Atau “corn syrup” yaitu gula ‘pembunuh’ nomor satu di Amerika Serikat!
Belum lagi tambahan “perisa”. Apakah anda paham betul istilah ini? Nama lainnya adalah rasa Sintetis! Dan susunya pun berasal dari “skimmed, powdered dan milk”.
Bahkan susu cair pun melalui proses skim dahulu. Anda perlu pun bisa terheran-heran, mengapa susu yang sudah cair perlu dijadikan bubuk, lalu dibuat ‘cair’ lagi.
cow milk bahaya susu sapi
Elisabeth Sterken, BSc.MSc Nutritionist INFACT Canada/North America menuliskan bahwa susu bukan ASI dapat menyebabkan: Meningkatnya risiko asma. Menyebabkan alergi. Penurunan perkembangan kecerdasan. Peningkatan risiko infeksi saluran napas atas. Kekurangan nutrisi yang tidak didapatkan dalam susu non ASI. Risiko kanker masa anak. Risiko penyakit kronik. Risiko diabetes. Risiko penyakit kardiovaskuler. Risiko kegemukan. Risiko infeksi pencernaan. Risiko radang telinga. Risiko semua efek samping akibat penambahan zat yang tidak semestinya dalam susu bubuk dan susu cair.
Sekitar 30-40 tahun yang lalu, ketika anak Indonesia mentah-mentah menolak susu karena tidak menyukai bau susu dan harus ‘dipaksa’ minum, label komposisi susu bubuk cukup tertulis: WHOLE MILK. Titik.
Risiko whole milk pun membuat manusia terpaksa seperti sapi sungguhan: gemuk, bodoh, lamban dan berusia pendek! Semestinya para pakar yang memang mau menyuarakan tentang susu, sebelumnya perlu mengikuti konvensi dunia serupa yang memang diselenggarakan bagi para pakar, pengayom kesehatan dan informasi yang terbaru bagi masyarakatnya.
Konvensi ilmiah yang berkualitas tinggi dan kredibel tentu diselenggarakan tanpa sponsor pabrik teknologi pangan atau farmasi yang mempunyai kepentingan di dalamnya!
5. Susu dari sapi memakan pakan buatan, bukan pakan alami
Sebagai tambahan, salah satu pilihan: anda bisa membuka situs Dr. Mercola,mercola.com, ketik “milk”, atau topik apa pun yang anda ingin ketahui di kolom mesin pencari artikelnya.
Anda akan berkelana ke ‘dunia baru’ dan membaca berbagai hal yang telah diperjuangkan banyak orang pada saat ini, sementara negara kita masih menjadi ‘keranjang pembuangan’ berbagai produk yang sudah tidak lagi diterima masyarakat dari tempat produk itu berasal.
cow milk sapi susu buatan
Susu yang berasal dari sapi dengan pakan buatan.
Dr. Tan Shot Yen juga sangat menyesali kepercayaan dan mitos akan susu ini merasuk di benak ibu-ibu yang hidup dengan ekonomi pas-pas-an, sehingga ada faham ‘asal anak sudah minum susu, rasanya aman!’ Padahal gizi anak membutuhkan lebih.
Anak bergigi membutuhkan makanan untuk dikunyah, dengan sumber karbohidrat-protein-dan lemak yang jauh lebih tinggi tingkatannya. Bahkan susu yang berasal dari sapi diasup oleh pakan buatan manusia bernama MBM (Meat-Bone-Meal).
MBM tersebut yang menyebabkan sapi membentuk protein asing bernama “Prion” sebagai cikal bakal sapi gila (mad cow(Lihat Nyata, edisi II Agustus 08, edisi IV Mei 2008)
Anak-anak kita bertulang dan bergigi kuat hingga akhir hayatnya karena gaya hidup sehat, bukan minum susu segelas tiap malam sambil terpana di depan televisi atau game komputer pencuci otak, sambil dengan lincah memainkan kedua jempol tangan kanan-kirinya.
Lagi pula coba saja pikir, bagaimana bisa sehat jika susu asli yang seharusnya mudah basi atau busuk, namun dapat bertahan selama berbulan-bulan dalam kemasan atau bahkan berbentuk bubuk?
Sangat jelas sekali bahwa itu bukanlah susu, apalagi susu asli, tapi hanya rasanya saja seperti susu dengan menambahkan atau memakai perasa susu buatan yang juga berbahaya bagi kesehatan untuk jangka panjang.
Maka itu, bergaya hidup sehatlah dengan mengandalkan makanan alam, lepas dari campur tangan industri yang hanya mementingkan uang dan keuntungan tanpa melihat efek dan resikonya terhadap tubuh dan kesehatan anda dan juga anak anda, yang justru dapat memburuk dikemudian hari. Mencegah lebih baik daripada terlanjur mengobati. Semoga bermanfaat. (sumber: dr. Tan Shot Yen /mercola.com/berbagai sumber)
Selanjutnya...

Senin, 21 September 2015

Pemanasan Global, Kebakaran Hutan Kian Merajalela



Dalam setahun, kebakaran hutan, lahan gambut, dan pembakaran hutan untuk dijadikan lahan pertanian telah membunuh sekitar 339 ribu orang di seluruh dunia. Sebagian besar korban jatuh di Afrika, khususnya sub-Sahara. Di kawasan tersebut, diperkirakan sekitar 157 ribu orang tewas per tahun akibat kebakaran itu. Adapun Asia Tenggara ada di peringkat kedua dengan 110 ribu kematian.

“Kami sangat terkejut melihat hasil studi kami yang menunjukkan korban sangat banyak yang berjatuhan jika mengingat orang tidak sering terkena imbas kebakaran hutan,” kata Fay Johnston, ketua tim peneliti dari University of Tasmania. “Di Asia Tenggara dan Afrika, di mana kebakaran hutan sudah menjadi fenomena musiman, kasus kebakaran pun tidak terjadi sepanjang tahun,” ucapnya.

Dalam memantau kebakaran hutan di seluruh dunia, peneliti menggunakan data satelit dan pemodelan kimia untuk mengetahui dampak kesehatan akibat asap dan partikel yang berukuran di bawah 2,5 mikrometer, polusi yang umum dihasilkan oleh kebakaran hutan. Meski jumlah kematian akibat kebakaran hutan yang mereka temukan itu jauh lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya, tetapi mereka tetap menyimpulkan bahwa kebakaran hutan juga merupakan kontributor penting bagi kematian global.

Ironisnya, ke depan, kebakaran akan menjadi lebih parah. Mike Flannigan, peneliti dari University of Alberta yang juga merupakan ilmuwan dari lembaga Natural Resources Canada, melakukan penelitian untuk memprediksi seburuk apa kebakaran akan terjadi di tahun 2081 sampai 2090 mendatang.

Menggunakan variabel ‘cumulative daily severity rating’ yang ia buat, Flannigan memprediksi aktivitas api akan meningkat di sebagian besar Bumi, khususnya di belahan utara dengan peningkatan hingga dua sampai tiga kali lipat. Artinya, akan ada peningkatan aktivitas api secara signifikan di akhir abad ini, di saat temperatur global juga beranjak memanas.

“Cuaca ekstrim mendorong aktivitas api, dan kemungkinan akan ada banyak cuaca ekstrim di masa depan. Saat itu terjadi, semua akan menjadi semakin buruk dan mencapai titik di mana semuanya tak lagi bisa kita kontrol,” ucap Flannigan.

Saat ini saja, dalam setahun, sekitar 350 sampai 450 juta hektar hutan terbakar atau dibakar. Sebagai gambaran, kawasan itu hampir sama luas dengan negara India dan dibutuhkan anggaran triliunan rupiah untuk mengatasi dan menanggulanginya. Orang yang tinggal di dekat kawasan hutan diminta bersiap-siap untuk segera dievakuasi. 

Di sisi lain, pemerintah perlu mempertimbangkan langkah pencegahan, edukasi, pembuatan kawasan larangan pembakaran, bahkan menerapkan hukuman yang tegas bagi pelanggar.

“Intinya, kita akan melihat lebih banyak api di masa depan. Dan dunia yang lebih hangat sangat cocok bagi api untuk menyala-nyala,” ucapnya. Penelitian yang dilakukan terhadap dampak dan tren kebakaran hutan ini sendiri telah dipublikasikan di jurnal Environmental Health Perspectives. (Sumber: Agence France-Presse)
Selanjutnya...

Minggu, 20 September 2015

PBB Melaporkan KONSUMSI DAGING adalah Penyebab Utama Pemanasan Global


Peternakan daging dan susu menggunakan miliaran galon minyak untuk menjalankan traktor, bahan bakar kapal dan truk untuk alat transportasi hewan ternak dan makannya, memompa miliaran galon air untuk irigasi sawah dan menjalankan usaha rumah jagal, energi listrik untuk pendingin agar bahan-bahan tersebut tidak membusuk, serta sistem saluran pembuangan limbah untuk membersihkan beberapa polusi yang dihasilkan.
Di samping perubahan iklim, polusi, kekurangan air, penggurunan, dan kekurangan pangan; beberapa ilmuwan sekarang percaya bahwa umat manusia tengah memasuki suatu periode yang diistilahkan “puncak minyak”, dimana setengah dari simpanan minyak bumi dunia sudah terpakai. Sementara minyak bumi semakin sulit untuk didapat di tengah permintaannya yang semakin tinggi.
Industri daging bukan saja sangat memboroskan air, minyak bumi, lahan, dan bahan kimia; juga menciptakan polusi parah bagi tanah, air, dan udara; dan membanjiri pasar-pasar kita dengan produk yang benar-benar beracun bagi kesehatan kita.
Jika kita melihat kurva pertumbuhan populasi manusia dalam ratusan tahun terakhir ini, kita akan melihat bahwa kurva itu secara persis sepadan dengan kurva pertumbuhan energi yang memungkinkan kita menciptakan jumlah makanan yang sangat besar. Kelebihan makanan telah memberi dorongan terhadap ledakan populasi manusia – dan sapi, babi, ayam, ikan, dan hewan ternak lainnya yang dikurung untuk disembelih demi makanan.
Masalah lingkungan utama akibat mengonsumsi makanan hewani adalah jumlah hewan ternak diproduksi amat besar, dimana mereka harus makan, dan makan, dan makan yang banyak. Tujuh puluh lima persen biji-bijian dunia dan sekitar separuh dari ikan yang terseret di dalam jala DIBOROSKAN untuk memelihara miliaran hewan agar menjadi besar dan gemuk untuk disembelih, atau untuk menghasilkan produk susu dan telur pada tingkat permintaan konsumen yang tinggi. Bukankah ini pemborosan yang besar?
Pertimbangkan:
1 potong brokoli, 1 potong terong, 4 ons kembang kol, 8 ons nasi
hanya membutuhkan 0,0098 galon bensin
Sedangkan
6 ons daging sapi
membutuhkan 0,1587 galon bensin, 16 kali lebih banyak
Jadi untuk menghasilkan ½ kg daging sapi diperlukan 1 galon bensin (1 kg = 35,27 ons)
Sebenarnya sumber daya dari satu orang pemakan daging, telur, dan susu dapat memberi makan lima belas orang yang berpola makan nabati.
Dengan mempertimbangkan masalah-masalah seperti perubahan iklim, polusi, penggurunan, kekurangan air, dan kelaparan dunia maka kita perlu memikirkan kembali kebiasaan pola makan daging dan beralih ke vegan organik. Para peternak perlu berpikir untuk beralih menjadi petani sayuran organik.

Sumber: https://www.facebook.com/PBB-Melaporkan-KONSUMSI-DAGING-adalah-Penyebab-Utama-Pemanasan-Global-349076334722/timeline/
Selanjutnya...

Senin, 24 Agustus 2015

EFEK PEMANASAN GLOBAL, NEGARA TUVALU TERANCAM HILANG

Negara Kepulauan Tuvalu terletak di antara Hawaii dan Australia di Samudra Pasifik  (gambar:istimwa)

Akibat pemanasan global, Tuvalu, Negara kepulauan yang dulunya dikenal sebagai Kepulauan Ellice yang terletak di antara Hawaii dan Australia di Samudra Pasifik mulai mengalami pengasinan tanah (intrusi) dan kuat dugaan pulau ini akan tenggelam. Tuvalu merupakan negara ketiga terkecil di dunia setelah Vatican City dan Nauru. Luas Tuvalu hanya 26 km persegi dan jumlah penduduk berdasarkan dataWorld Bank hanya berkisar 11.000 jiwa.
Tuvalu menjadi sorotan dunia ketika berbicara tentang bukti perubahan iklim. Dahulu, cuaca dan iklim di negara ini masih bersahabat dengan curah hujan yang teratur. Kini, dengan naiknya permukaan air laut menyebabkan tumbuhan sekitar pantai menjadi mati, seperti pohon kelapa yang merupakan tumpuan ekonomi negara ini. Disamping itu, permasalahan yang paling mendasar adalah kebutuhan masyarakat setempat terhadap ketersediaan air minum yang kini mengasin. Kebanyakan sumur bawah tanah kini tidak digunakan lagi karena air tanah menjadi asin.
Savilivili , salah satu dari delapan pulau di negara telah tenggelam pada tahun 1997. Hal yang sama mengancam Tuvalu secara keseluruhan. Negara ini akan tenggelam secara keseluruhan. Pasalnya,  titik tertinggi wilayah ini hanya setinggi 4.5 meter (15 kaki). Pada wilayah ini, air laut naik sekitar 40 cm setiap tahunnya, jika hal yang demikian terus terjadi, maka dalam seratus tahun lagi Tuvalu akan hilang dari permukaan bumi. Bahkan jika air laut naik dua kali lipat atau sekitar 80 cm setiap tahunnya, maka Tuvalu diprediksi akan hilang pada tahun 2060.
Selanjutnya...

Kiribati, Negara Pertama Yang Hilang Dari Bumi

Kiribati Negara Pertama Yang Akan Hilang Dari Muka Bumi

Kiribati, nama resminya Republik Kiribati, adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudra Pasifik. Negara yang penduduknya hanya sekitar 100 ribu jiwa ini terdiri dari 32 atol dan satu pulau besar. Dahulu Kiribati cukup kaya akan kandungan fosfat namun sayangnya semua fosfat itu telah habis ditambang oleh penjajah sebelum negara ini merdeka pada 12 Juli 1979.

Saat ini sebagian besar daerah Kiribati berupa pasir dan karang sehingga sangat sulit untuk dilakukan pertanian di negara ini. Negara ini sangat menggantungkan pendapatannya dari sektor pariwisata dan perikanan. Selain itu negara ini juga sangat bergantung dari bantuan internasional.

Negara Kiribati merupakan salah satu negara dengan ketinggian terendah dari permukaan laut. Nagara ini memiliki ketinggian rata-rata tidak lebih dari 2 meter dari permukaan laut. Saat ini sebagian negara ini,termasuk jalan-jalan dan beberapa area pemukiman, sudah mulai terendam oleh laut dan sebagian besar warganya mengungsi kebagian pulau yang lebih tinggi terutama disekitar kota Tarawa.

Beberapa ahli di dunia telah memperkirakan, bahwa negara yang menjadi titik awal sistem penanggalan dunia ini akan tenggelam total paling lambat pada tahun 2100. Dengan kondisi pemanasan global yang semakin parah saat ini malahan kemungkinan Kiribati akan hilang dalam waktu yang lebih cepat.

Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah Kiribati telah berupaya membeli area pemukiman di Fiji. Wilayah seluas sekitar 2000 hektare dipersiapkan sebagai tempat hunian baru bagi sekitar 100 ribuan penduduk Kiribati. Selain itu pemerintah Kiribati juga memberikan berbagai pendidikan dan keterampilan kepada masyarakatnya agar nanti bisa beradaptasi dan bekerja di daerah yang baru. Pemerintah Kiribati berharap rakyatnya akan mampu diterima dengan baik nantinya, bukan sebagai pengungsi tapi sebagai imigran yang bisa membawa dampak positif terhadap negara yang akan ditumpanginya.

Banyak pihak di dunia menyatakan salut atas tindakan yang diambil oleh pemerintah Kiribati. Mereka cepat sekali tanggap akan permasalahan yang terjadi dan merumuskan pemecahan yang sangat baik. Kini satu-satunya masalah yang menjadi kekhawatiran terbesar penduduk Kiribati adalah tentang keberlangsungan kebudayaan mereka nantinya.

Selanjutnya...

Sabtu, 22 Agustus 2015

2035, Gletser Habis dari Himalaya

Pemandangan Himalaya.(foto:ist)

Kathmandu: Lembaga penelitian berbasis di Kathmandu, Nepal The International Center for Integrated Mountain Development (ICIMOD) merilis data bahwa gletser di kawasan Himayala sudah mencair dalam 30 tahun terakhir. Ilmuan mengatakan bahwa jutaan orang berada di bawah ancaman bencana ekologis seperti banjir bandang dan kekeringan dari mencairnya gletser Himalaya.

Dalam laporan yang dipublikasi pada Selasa, (3/6/2014) menunjukkan bahwa gletser di Nepal telah menyusut sebesar 21 persen dan di negara Bhutan menyusut sebesar 22 persen selama 30 tahun terakhir. Penelitian yang sudah dilakukan sejak 2007 memprediksi bahwa gletser di atap dunia itu akan hilang pada 2035.

Penelitian jangka panjang ICIMOD yang didanai Pemerintah Swedia itu mensurvei 10 gletser di kawasan Himalaya. kesepuluh gletser itu menyusut dengan cepat mulai 2002. selain itu tim ilmuan juga menemukan penurunan signifikan daerah tutupan salju diseluruh kawasan Himalaya dalam satu dekade terakhir.

Para ilmuwan mengatakan dampak perubahan iklim di Himalaya bisa sangat menghancurkan. Hal ini dikarenakan kawasan Himalaya menyediakan makanan dan energi untuk 1.3 miliar orang yang tinggal di daerah aliran sungai dari Nepal dan Bhutan di bagian hulu hingga India dan Pakistan di hilir. (The Himalayan Times Daily/Xinhua)

Sumber: http://internasional.metrotvnews.com/read/2014/06/07/250018/2035-gletser-habis-dari-himalaya
Selanjutnya...

Ratusan Juta Penduduk Kekurangan Air

Para Ahli Memperingati tentang Kekurangan Air Hingga tahun 2080

Para ilmuwan memperingati tentang kekurangan air akibat perubahan iklim. Pada konferensi regional tentang pemanasan global di Singapura, Profesor Wong Poh Poh dari Universitas Nasional Singapura dan anggota Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB menyatakan bahwa gangguan pemanasan global terhadap aliran air dapat mempengaruhi setengah populasi dunia.
Berbicara tentang pengaruh kemanusiaan terhadap pemanasan global, Rozali Ismail, ketua asosiasi air negara di Malaysia berkata, “Banjir, kekeringan, perubahan pola hujan, dan naiknya temperatur adalah tanda-tanda dari kekurang-pedulian kita terhadap alam.” Pengukuran adaptif dan penyejukan planet dianjurkan untuk semua negara.

Ratusan Juta Penduduk Asia Selatan Menghadapi Tekanan Kekurangan Air
1 Maret 2009

Sumber mata air di Asia Selatan semakin terancam. Sebuah laporan dari Program Lingkungan PBB (UNEP) dan Institut Teknologi Asia di Thailand telah menyimpulkan bahwa sumber air tawar di tiga lembah sungai utama di Asia Selatan terancam karena terkait dengan perubahan iklim dan penggunaan air yang berlebihan. Laporan tersebut menyatakan bahwa kekurangan air yang parah pada tiga lembah sungai akan mengancam hidup 750 juta orang. Dengan dua pertiga dari gletser Himalaya yang saat ini menyurut dengan hebat telah menyebabkan permukaan air tanah menurun dengan cepat di lembah Sungai Gangga, Brahmaputra, Meghna, dan Indus sehingga menyebabkan air terkontaminasi karena tercampur dengan air laut.

Maha Guru Ching Hai: Banyak orang yang peduli, tetapi sedikit yang bertindak untuk mencegah tragedi ini dan saya tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika seluruh gletser di Himalaya mencair. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana manusia akan hidup. Sungai Gangga telah memberi hidup kepada jutaan orang, airnya tergantung dari gletser dari Himalaya, dan jika itu mencair,maka pertama-tama kita akan kebanjiran dan kemudian kita akan mengalami kekeringan setelahnya.

Maha Guru Ching Hai: Karena air yang ada sekarang tidak didistribusikan secara merata seperti yang telah terjadi selama berabad-abad sebelumnya. Gletser ada di sana untuk memberi pasokan air bagi Sungai Gangga tapi sekarang ia terus mencair. Karena manusia menggunakannya, lalu air dari es yang mencair itu didistribusikan secara merata. Namun jika esnya mencair secara bersamaan maka penduduk setempat akan tenggelam, orang-orang akan mati dan banjir akan terjadi di mana-mana, tapi setelahnya kita tidak mempunyai air lagi. Tidak ada lagi penampungan air. Jadi nanti akan sering terjadi banjir atau kekeringan, ini sangat berbahaya bagi manusia, terutama orang-orang yang tergantung dari Sungai Gangga dan gletser untuk bertahan hidup. Saya sangat takut, namun saya hanya berdoa dan berharap agar orang-orang yang memiliki kekuasaan akan melakukan sesuatu.

Maha Guru Ching Hai: Satu-satunya solusi adalah pola makan vegetarian untuk semua orang.

Kelangkaan Air Dirasakan Di Seluruh AS 
28 Nov 2008

Kondisi yang kering telah mempengaruhi negara-negara bagian di sepanjang pantai barat sampai pantai timur negara ini. Di Kalifornia telah terjadi kekeringan yang menyeluruh dimana ada sembilan wilayah yang memohon bantuan air darurat dan banyaknya panen kacang yang gagal. Di Carolina Utara, 59 wilayah dinyatakan sebagai wilayah bencana yang diikuti oleh dua tahun masa kering dan turunnya hasil pertanian lebih dari 50%. Sementara itu, di Texas, lebih dari 40% dari negara bagian ini mengalami kondisi kekeringan serta telah dihantam tiga badai topan tahun ini.

Disadur dari ceramah Maha Guru Ching Hai pada Seminar Internasional pada tanggal 23 Agustus 2008.


Maha Guru Ching Hai: Saat ini, warga Amerika telah khawatir tentang kelangkaan air. Gletser mereka telah mencair, lebih banyak dari biasanya. Jadi hanya tersisa sedikit di sebagian puncak gunung di wilayah barat Amerika Serikat. Dan sungai telah menjadi kering, dan mereka meramalkan bahwa hanya beberapa tahun, dua tahun lagi, airnya mungkin bahkan tidak akan cukup untuk 23 juta orang yang bergantung pada air untuk bertahan.

Bisakah Anda bayangkan? Ini bukannya terjadi di Afrika. Ini bukannya terjadi di beberapa negara kering, gurun. Ini bahkan telah terjadi di Amerika Serikat, dan di Australia dan semua itu. Ini menjadi semakin buruk dan buruk sekarang. Jika saja saya bisa keluar dan memohon pada setiap orang di jalanan, “Tolong berhentilah makan daging dan hentikan peternakan dan hentikan eksploitasi sumber daya Bumi, hentikan pemborosan air!” Saya akan lakukan itu. Jika orang-orang bertobat dalam hati mereka dan bertindak cukup cepat, beralih ke pola makan vegetarian, dengan berkah dari Surga, dengan campur tangan dari kekuatan positif, kita mungkin masih bisa menyelamatkan 80% populasi planet ini.

Sumber-sumber Air di Selandia Baru Terancam
28 Feb 2009

Berdasarkan penelaahan atas Pernyataan Kebijakan Nasional tentang Pengelolaan Air Bersih yang baru saja diajukan pemerintah, penulis New Zealand Elizabeth Chambers mencatat bahwa kualitas air bersih di seluruh negara menjadi semakin langka karena pengelolaan air yang tidak berkelanjutan, kekeringan akibat meningkatnya perubahan iklim, polusi dari meluasnya penggunaan pupuk, dan yang terutama adalah besarnya industri peternakan yang tidak hanya membutuhkan jumlah air bersih yang tak terkira banyaknya tetapi juga menimbulkan polusi sungai dari limbah peternakan. Pemerintah Selandia Baru sedang membentuk sejumlah peraturan untuk memastikan kelangsungan dan ketersediaan air bersih yang memadai di seluruh negeri. Pada saat yang sama diakui bahwa produksi peternakan adalah bagian utama dari masalah ini, dimana satu ekor sapi membutuhkan 2000 sampai 4000 liter air untuk setiap liter susu, menurut jurnalis Inggris Fred Pearce.

Supreme Master Ching Hai: Sekarang mengenai air: satu porsi sapi butuh 1200 galon, satu porsi ayam 330 galon, dan satu porsi makanan vegan yang meliputi tahu, nasi, sayur-sayuran, dll hanya butuh 98 galon. Sekarang setiap orang bicara tentang kekurangan makanan dan air, penyebab utamanya, sekali lagi adalah peternakan hewan. Itu belum termasuk kontaminasi terhadap seluruh sumber air dan penggunaan lainnya. Kita tidak bisa menanggung hal seperti ini selamanya. Kita harus hentikan konsumsi daging. Kita harus hentikan daging, hanya agar bisa bertahan.
Tuhan telah menyediakan cukup air untuk kita, makanan yang cukup untuk kita yang bahkan cukup untuk selamanya jika saja kita tahu bagaimana menghentikan pemborosan sumber daya alam untuk makanan dan minuman. Kita seharusnya tidak membunuh teman-teman satwa kita yang hidup hanya untuk memuaskan kerakusan kita. Dan ini adalah poin utama dari berbagai masalah di dunia saat ini - pemborosan pahala moral dan sumber daya dunia. Ketika kita berhenti makan daging, kita memiliki 70% air bersih tambahan yang dapat digunakan. Tinggalkan saja potongan daging dari pola makan Anda. Biarkan kedamaian dimulai dari meja makan Anda.

Selanjutnya...

Es di Kutub Utara Mencair, Manusia Terancam Hirup Gas Merkuri

Gunung es di Kutub Utara kerap mencair

LOS ANGELES (2012) -- Perubahan iklim yang semakin parah membuat es abadi di kutub utara semakin cepat mencair. Mencairnya volume es yang sangat signifikan di kutub utara ini ternyata memunculkan reaksi kimia yang mengintensifkan keluarnya endapan merkuri beracun.

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan Badan Antariksa Nasional Amerika (NASA), Kamis (1/2). Peneliti NASA, Son Nghiem mengatakan, es abadi di laut Arktik yang mencair akan digantikan lapisan es yang lebih tipis dan lebih asin. Ini membuat interaksi sinar matahari dan es yang dingin melepaskan zat bromin ke udara.

Ini memicu reaksi kimia hebat ledakan bromin dan mengubahnya menjadi gas merkuri di atmosfer dalam jumlah besar. Kemudian merkuri ini akan menjadi polutan yang dihirup, jatuh ke tanah dan air dan berkumpul di sumber makanan manusia.

"Panas muka bumi telah melelehkan es lebih banyak ke laut ditambah eksploitasi berlebihan sumber alam Arktik akan memperburuk kondisi ini," kata Nghiem di Jet Propulsion Laboratory di Pasadena.

Ledakan bromin juga akan menghapus lapisan ozon dari tingkat terendah di atmosfer, troposfer. Mengkhawatirkan, Nghiem dan para peneliti lain memperkirakan satu juta kilometer es akan hilang, dalam waktu sepuluh tahun mendatang.

Pada bulan Maret 2008, peneliti mengungkapkan bahwa es abadi telah berada pada titik terendah selama 50 tahun terakhir. Penelitian dilakukan oleh tim ahli gabungan dari Amerika Serikat, Kanada, Jerman dan Inggris. Dan data gabungan dari enam badan antariksa dunia.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/lingkungan/12/03/02/m08jtg-es-di-kutub-utara-mencair-manusia-terancam-hirup-gas-merkuri
Selanjutnya...

Es Raksasa Antartika Meleleh 2020, Bumi Bermasalah

Es Raksasa Antartika Meleleh 2020, Bumi Bermasalah

Es 10 ribu tahun meleleh akan naikkan permukaan air laut global.

Es raksasa yang berada di Antartika mulai terancam meleleh. Saat ini, salah satu es raksasa bernama Larsen B Ice Shelf, yang berada di ujung selatan bumi ini, menjadi calon yang akan hilang sebagai es abadi. Pelelehan itu diperkirakan terjadi dalam beberapa tahun lagi.

Kepunahan Larsen B Ice Shelf berhasil diidentifikasi oleh studi yang dilakukan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Diprediksikan oleh NASA, es raksasa berukuran berukuran 1.600 kilometer persegi akan menghilang di Antartika pada 2020.

"Studi gletser Antartika ini memberikan wawasan tentang bagaimana bongkahan es jauh di selatan, akan mempengaruhi tanah akibat terhadap reaksi pemanasan iklim," ujar Eric Rignot, penulis studi dan ahli gletser Laboratorium Jet Propulsion NASA di Pasadena, California, dilansir Huffington Post, Selasa, 19 Mei 2015.

Diketahui, Larsen B Ice Shelf ini telah mencapai usia 10.000 tahun. Ukuran wilayah 1.600 Km persegi yang ada saat ini sebetulnya itu hanya sebagian. Sebab, sebagiannya lagi telah meleleh pada 2002 lalu. Pihak NASA mengatakan, sejak runtuh di tahun 2002 silam, kecepatan arus gletser di sana menjadi lebih cepat delapan kali lipat, yakni hampir sama dengan kecepatan mobil dari 88 kilometer per jam hingga mencapai 708 kilometer per jam.

Dalam penelitiannya tersebut, NASA memanfaatkan data dari pesawat dan satelit miliknya. NASA kemudian merilis hasil penelitiannya melalui jurnal Earth and Planetary Science baru-baru ini.

"Tahap akhir dari kematian Larsen B Ice Shelf kemungkinan akan terus berlangsung. Melemahnya bongkahan es itu semakin cepat, termasuk keretakan besar pada es tersebut dan mungkin akan mempengaruhi bagian es yang lainnya (di Antartika)," ungkap Ala Khazendar, penulis utama studi ini, dikutip dari Washington Post.

Kabar buruknya, es yang meleleh di Antartika ini memungkinkan akan meningkatnya volume air di permukaan laut secara global. Larsen B Ice Shelf yang berada di kawasan Semenanjung Antartika ini akan mempengaruhi laut global beberapa kaki.

Berdasarkan data dari US Geological Survey, memperkirakan gletser di Semenanjung Antartika akan berkontribusi hingga kenaikan hampir setengah meter permukaan laut global. Hal ini sama halnya bila es yang berada di Greenland, Antartika Barat, dan Antartika Timur bisa menaikan permukaan laut di Bumi.

"Tidak pernah ada yang mengatakan bahwa es di Antartika akan menjadi samudera, tapi kenaikan 10 hingga 20 cm akan menjadi masalah bagi planet ini," kata Khazendar.

Sumber: http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/627373-es-raksasa-antartika-meleleh-2020--bumi-bermasalah
Selanjutnya...