"Hidup bagi saya sungguh berarti. Demikian pula kehidupan di sekeliling saya. Jika saya mengharapkan hidup saya dihormati, maka saya juga harus menghormati hidup makhluk lainnya. Namun etika di dunia Barat hanya menghormati hubungan di antara sesama manusia. Karena itu saya katakan etika Barat adalah etika yang terbatas. Yang kita perlukan adalah etika tak terbatas yang juga mencakup hubungan kita dengan binatang" (Albert Schweitzer, 1875-1965)

Sabtu, 09 November 2013

Hati-hati Protein Hewani (The China Study)

china_study
Jika anda mencari buku apa yang paling bagus mengenai nutrisi? The China Study menjadi pilihan yang paling tepat.Penulis buku ini bernama T. Colin Campbell PhD adalah seorang ilmuwan yang sangat brilliant, dia adalah salah satu penemu racun dioxin yang sangat mematikan.
….”Di awal karirnya beliau di tugaskan sebagai koordinator asistensi teknis untuk proyek skala nasional di Filipina, tugasnya adalah untuk memperbaiki kesehatan anak-anak yang kurang gizi disana. Tentu saja ini adalah pekerjaan mudah, karena sebagaimana yang telah dipercaya sebelumnya, anak-anak ini harus diberi protein sebanyak-banyaknya, itu saja. Dia percaya bahwa kekurangan gizi adalah sama dengan kekurangan protein.
Namun selama sepuluh tahun tugas di Filipina, dia menemukan satu rahasia yang tidak terbayangkan sebelumnya, yaitu anak-anak yang makan paling banyak protein, justru yang paling besar kemungkinan terkena penyakit kanker hati – dimana penyakit ini biasanya lebih banyak menyerang orang dewasa.
Satu hal lagi anak-anak yang kena penyakit ini umumnya adalah anak-anak orang kaya…”
Selama kurun waktu lima puluh tahun pengabdiannya pada bidang kesehatan di Amerika, ia telah berada di puncak dalam hal mendesain dan memimpin proyek riset berskala besar, salah satu penentu riset mana yang akan dibiayai untuk diteliti lebih lanjut, lalu mengolah riset ilmiah yang sangat banyak dan dari bernagai sumber untuk dituangkan dalam laporan panel ahli nasional di Amerika.
Salah satu proyek raksasa yang dipimpinnya adalah penelitian di Cina yang melibatkan ahli dari laboratorium riset kesehatan milik pemerintah cina, ahli dari China’s Academy of Medical Science, milik departemen kesehatan Cina, dan ahli dari Oxford University, Inggris. Team ini bekerja sama dengan Amerika melalui National Cancer Institute, Cornell University dan lainnya.
Ruang lingkup proyek ini mencakup 65 kabupaten yang tersebar diseluruh Cina, dan melibatkan ribuan sukarelawan untuk diteliti, dan penelitian ini telah berlangsung sejak tahun 1983 sampai saat ini. Ribuan data hasil penelitian telah dihasilkan dan tentu hasilnya sangat berguna bagi pemahaman tentangakan kesehatan secara lebih komprehensif. Mengapa wilayah cina yang dipilih? Karena ini mungkin satu-satunya negara yang paling unik dan tidak akan bisa ditemukan di negara manapun didunia. Disana terdapat beraneka ragam etnis dan umumnya penduduk suatu daerah menetap di suatu daerah secara turun temurun, dengan makanan yang khas di setiap daerah, dan kadang penyakit yang umum dijumpai di satu daerah, jarang ditemukan di daerah tetangganya, Cerita mengenai proyek penelitian ini sendiri sudah sangat menarik, tapi karena keterbatasan waktu, kita tidak akan kupas disini.
Saya ingin menyampaikan terlebih dahulu beberapa kesimpulan dari penelitian tersebut secara sederhana dan cepat, karena saya dengar dari beberapa pendengar radio, bahwa mereka tidak dapat mengikuti siaran ini hingga selesai, sebab sudah harus masuk ke gereja.
Kesimpulan yang terutama adalah: “Makan makanan yang benar akan menyelamatkan anda”. Kesimpulan sederhana yang mungkin tidak kita sangka akan keluar dari ilmuwan yang besar.
Berikut saya akan berikan contoh temuan dari hasil penelitian yang menunjukkan beberapa hal yang mungkin belum saudara ketahui:
Perubahan pola makan dapat membawa pasien diabetes berhenti dari ketergantungan pada obat yang biasa diberikan oleh dokter. Biasanya dokter akan menganjurkan orang untuk mengkonsumsi obat seumur hidupnya. Penyakit jantung dapat disembuhkan dengan hanya pola makan saja. Biasanya dokter juga akan menyarankan pasien untuk makan obat seumur hidup, dan tidak banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini.
Kanker payudara berhubungan dengan level hormon wanita dalam darah, yang mana sangat tergantung pada makanan yang dimakan. Yang sering kita dengar kata dokter adalah ini sudah gen-nya. Penggunaan susu dan produk susu akan meningkatkan risiko kanker prostat. Yang kita dengar, susu adalah minuman yang sangat sehat.
Antioksidant alami yang terdapat di sayuran dan buah dapat meningkatkan kesehatan mental di hari tua. Dan ingat jangan samakan dengan suplement anti oksidant dalam pil, tidak ada bandingannya.
Batu ginjal dapat dicegah dengan pola makan sehat.
Diabetes tipe 1 pada anak-anak, secara meyakinkan berhubungan dengan makanan yang dimakan.
Berbicara mengenai hal kesehatan, seringkali kita dibuat bingung. Disekeliling kita ada begitu banyak informasi mengenai kesehatan yang dapat kita temukan sehari-hari seperti di majalah, koran, tv, radio, internet dan lainnya. Setelah mendapat informasi yang demikian banyak, bahkan kita menjadi semakin bingung. Yang satu mengatakan ini, yang lain mengatakan itu dan seringkali saling bertabrakan.
Sekarang saya ingin bertanya, apakah saudara tahu apa yang harus saudara lakukan supaya tetap sehat?
Apakah saudara harus beli makanan organik untuk menghindari pestisida dan zat kimia beracun lainnya? Apakah bahan kimia disekeliling kita penyebab utama kanker? Atau apakah kesehatan kita lebih tergantung kepada gen kita? Apakah karbohidrat membuat anda gemuk? Apakah anda harus menghindari lemak sama sekali atau hanya lemak jahat saja yang harus dihindari? Apakah kita harus minum suplemen vitamin tertentu setiap hari? Apakah kita harus makan ikan? Dan ada banyak lagi pertanyaan yang saya rasa kita akan bingung untuk menjawabnya secara pasti.
Sesungguhnya kebingungan ini bukan karena belum ada penelitian yang meneliti hal-hal tersebut, tetapi pengetahuan yang sesungguhnya telah jelas, terkubur oleh berbagai informasi yang tidak relevan, yang kacau, bahkan berbahaya, ini disebut junk science, seperti junk food. Dan tentu saja juga karena propaganda iklan yang kadang sangat menyesatkan. Semua ini akan membuat kita makin bingung. Sebagai contoh saja, kita sering lihat iklan suatu produk yang mengatakan bahwa makanan/ minuman produksinya sangat bermanfaat mencegah osteoporosis. Sementara menurut penelitiah ilmiah, secara meyakinkan justru produk itu kalau dikonsumsi secara rutin, akan menyebabkan osteoporosis. Mengapa hal ini terjadi? Karena industri ini memiliki budget yang sangat besar untuk biaya iklan, sehingga dengan mudah merubah persepsi orang dan menenggelamkan penelitian ilmiah yang sesungguhnya. Sedih tapi nyata.
Dalam penelitian The china study ini, ditunjukkan bahwa apa yang tadinya kita pikir benar, ternyata adalah salah, beberapa contoh misalnya :
  1. Bahan kimia sintetis yang ada di lingkungan kita, yang walaupun memang berbahaya, tetapi bukan merupakan penyebab utama penyakit kanker.
  2. Gen yang diturunkan kepada kita oleh orang tua kita, ternyata bukan hal yang terpenting yang menjadi penyebab berbagai penyakit yang mematikan.
  3. Berbagai penelitian genetik pada akhirnya hanya akan mengarah pada penyembuhan melalui obat atau peralatan yang membuat kita mengabaikan solusi penyembuhan yang jauh lebih ampuh, yaitu melalui pola diet yang benar. Maksudnya begini, kita lihat sekarang ini dunia kedokteran sangat gencar mempromosikan teknologi canggih, misalnya nano technologi untuk mengobati penyakit. Kita dapat yakin, tanpa perubahan pola diet, teknologi canggih apapun tidak banyak manfaatnya, yang pasti biaya berobat menjadi semakin mahal, dan yang terserang penyakit tidak akan berkurang, bahkan bertambah.
  4. Dengan hanya mengandalkan berbagai supplement vitamin secara jangka panjang tidak akan melindungi kita dari berbagai penyakit. Banyak orang yang merasa tenang kalau sudah mengkonsumsi supplemen tanpa menjaga makanan yang benar, ini sangat berbahaya.
  5. Dan satu lagi yang konyol, Dokter anda kemungkinan besar tidak tahu apa yang anda perlukan untuk mendapatkan kesehatan yang paling optimal.
Kita dapat ulangi lagi kesimpulan yang terpenting: Pola makan yang benar adalah obat paling mujarab dalam menghadapi berbagai jenis penyakit yang mematikan.
Sekarang kita akan kembali kepada cerita Colin Campbell ini. Pada awal kariernya setelah tamat dari MIT, dia seperti juga ilmuwan pada waktu itu percaya bahwa untuk menjaga kesehatan yang baik, seseorang harus mengkonsumsi lebih banyak daging, susu dan telur, atau dengan kata lain harus banyak makan protein hewani karena protein ini dianggap sebagai protein yang high quality/ superior.
Tugas pertamanya ialah sebagai koordinator asistensi teknis untuk proyek skala nasional di Filipina, tugasnya adalah untuk memperbaiki kesehatan anak-anak yang kurang gizi disana. Tentu saja ini adalah pekerjaan mudah, karena sebagaimana yang telah dipercaya sebelumnya, anak-anak ini harus diberi protein sebanyak-banyaknya, itu saja. Dia percaya bahwa kekurangan gizi adalah sama dengan kekurangan protein.
Namun selama sepuluh tahun tugas di Filipina, dia menemukan satu rahasia yang tidak terbayangkan sebelumnya, yaitu anak-anak yang makan paling banyak protein, justru yang paling besar kemungkinan terkena penyakit kanker hati – dimana penyakit ini biasanya lebih banyak menyerang orang dewasa.
Satu hal lagi anak-anak yang kena penyakit ini umumnya adalah anak-anak orang kaya.
Dikemudian hari, melalui penelitian biomedical yang intensif diketahui bahwa protein hewani justru terbukti memiliki efek yang sangat kuat, yang mampu mematikan atau menghidupkan pertumbuhan sel kanker dengan hanya merubah jumlah protein yang dikonsumsi. Maksudnya, kalau ingin mematikan sel kanker, kurangi konsumsi protein dan kalau ingin meningkatkan pertumbuhan sel kanker, tingkatkan saja konsumsi protein.
Dari penelitian ini kita bisa menyimpulkan bahwa: orang yang paling banyak makan makanan yang berasal dari hewani akan mendapatkan paling banyak penyakit kronis, sementara orang yang paling banyak mengkonsumsi makanan yang berasal dari nabati/ tumbuh-tumbuhan adalah orang yang paling sehat dan cendrung terhindar dari berbagai penyakit kronis.
Bagaimana dengan berbagai buku nutrisi best seller yang menganjurkan makan protein hewani supaya sehat?
Ya, hal ini juga disinggung oleh Colin, dikatakan bahwa umumnya pengarang buku tersebut mengklaim bahwa mereka telah melakukan riset atas tulisannya, tapi sesungguhnya mayoritas dari penulis ini bukanlah ilmuwan yang sejati, yang melakukan riset secara profesional dan sistematis, atau dengan kata lain, riset mereka tidak mengikuti kaidah penelitian yang standarddan di teliti oleh ilmuwan lain, bahkan penelitian mereka tidak pernah dimasukkan dalam jurnal ilmiah. Saya juga pernah membaca buku kesehatan yang penulisnya adalah seorang dokter, saya lihat di bagian referensinya, hampir sebagian besar referensinya hanya berasal dari artikel internet yang tidak jelas kebenarannya.
Beberapa contoh buku “kesehatan” yang saudara harus hati-hati sebelum mengikuti petunjuknya adalah: Dr. Atkins’ New Diet Revolution, The South Beach Diet, Sugar Busters, The Zone, Eat right for your type/ makan makanan sesuai golongan darah. Rasanya semua buku ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, saya sangat tidak menganjurkan saudara untuk membacanya.
Kembali mengenai High Quality Protein, apakah benar protein hewani lebih superior?
Konsep mengenai kualitas protein sebenarnya adalah mengenai masalah seberapa efisien protein dalam suatu makanan digunakan oleh tubuh untuk melakukan pertumbuhan. Semakin cepat tubuh bertumbuh dianggap semakin baik. Sayangnya bukan yang paling efisien itu yang paling sehat. Bahkan dalam berbagai penelitian diketahui bahwa, protein nabati yang dianggap kualitas rendah, justru itu yang paling sehat bagi tubuh. Saya kadang juga heran, mengapa ada orang tua yang sangat ingin anaknya cepat tumbuh besar, cepat tumbuh akan cepat dewasa dan akan juga cepat mati.
Kembali ke cerita Colin, sepanjang karier profesionalnya sebagai peneliti biomedical, perhatiannya tertuju pada protein. Protein berasal dari bahasa Grika proteios yang berarti “yang paling penting”. Diabad ke 19, protein sinonim atau sama dengan daging. (Jika dijaman sekarang ada yang percaya bahwa kalau mau protein berarti harus makan daging, orang ini adalah peninggalan abad 19, sudah terlalu ketinggalan jaman)
Salah satu penelitian yang sangat penting dan menarik adalah hubungan antara protein dan penyakit kanker.
Sebelumnya tidak terbayangkan, apa hubungannya protein dengan kanker? Biasanya yang menarik perhatian adalah, zat-zat kimia apa yang menyebabkan kanker.
Dalam penelitian itu, dikumpulkan beberapa ratus ekor tikus dan di kelompokkan kedalam beberapa kelompok. Semua tikus diberi aflatoxin, suatu zat kimia yang dihasilkan oleh kacang tanah dan jagung yang telah berjamur. Aflatoxin diketahui sebagai zat yang paling potensial menyebabkan kanker.
Satu kelompok tikus diberi secara teratur protein yang berasal dari Casein yaitu protein dari susu sapi, sebanyak 20% dari makanan yang dimakan/ kalorinya Setelah dua tahun, tikus-tikus dari kelompok ini mati atau hampir mati akibat kanker liver, artinya semua tikus ini terserang kanker, Cuma ada yang mati dan ada yang belum mati saja.
Kelompok tikus yang kedua, diberi aflatoxin yang sama, namun hanya diberi protein Casein sebanyak 5% saja. Setelah dua tahun, semua tikus ini masih aktif, dan sehat. Kalau ini pertandingan, ibarat 100:0, 100% terserang kanker melawan tidak ada seekorpun yang terserang kanker.
Yang hebat lagi adalah kelompok ketiga, dimana setelah setengah jalan, tikus yang tadinya diberi 20% protein, di switch/ ganti tempat dengan tikus yang diberi 5% protein. Hasilnya, tikus yang tadinya sudah ada gejala awal kanker, jadi sembuh dan sebaliknya tikus yang tadinya tidak terserang kanker, menjadi terserang kanker setelah diberi 20% protein.
Kita belajar satu kesimpulan yang penting lagi yaitu: jangan ragu lagi, protein dari susu sapi sangatlah potensial menjadi promotor kanker pada tikus yang diberi aflatoxin.
Apakah protein nabati memiliki efek yang sama menyuburkan kanker?Sangat menarik, percobaan juga dilakukan dengan menggunakan protein susu kedelai, dan tikus yang diberi 20% susu kedelai tidak ada satupun yang terkena kanker, luar biasa.
Jadi jangan sampai salah tafsir, kita tahu bahwa protein adalah nutrisi yang esensial dan sangat penting bagi tubuh. Kita tidak akan menghilangkan protein dari makanan kita, tetapi kita akan memilih protein yang terbaik bagi tubuh kita.
Kalau begitu apa sumber terbaik dari protein?
Belajarlah menjadi vegetarian, protein banyak terdapat di kacang-kacangan/ polongan seperti kacang kedelai – tahu, tempe, lentil, garbanzo, kacang Almond, biji pumpkin, biji bunga matahari, wijen, beras utuh, gandum utuh, sayuran seperti brokoli, selada, kembang kol, dan masih banyak lagi.
Berapa banyak protein yang harus kita konsumsi setiap hari?
Kebutuhan kita antara 0,8 – 1gram/ kg berat badan, jadi kalau berat anda 60 kg, maka kebutuhan anda adalah 40-50 gram maksimal setiap hari.
Saya pernah dengar, katanya kita harus mencampur berbagai jenis makanan setiap kali makan untuk mendapatkan protein yang lengkap, apakah benar?
Ini paham yang sudah tua juga, sekarang kita ketahui, ada yang namanya pool asam amino, bahan dasar protein. Jika pada saat kita makan, misalnya asam amino yang kita makan tidak lengkap, maka tubuh akan mengambil persediaan asam amino yang tersimpan untuk membentuk protein, jadi tidak perlu dalam setiap kali makan, campurannya harus lengkap. Tapi memang sebaiknya dalam sehari kita mengkonsumsi berbagai variasi makanan yang banyak jenisnya.
Apakah kita masih tetap perlu protein hewani? Kalau perlu berapa banyak?
Jawaban Colin Campbell adalah 0%, kita tidak perlu makan protein hewani sama sekali, dan kita akan tetap sehat, bahkan lebih sahat.
Lalu bagaimana dengan bayi dan anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, apakah mereka memerlukan extra protein yang berasal dari hewani?
Sama sekali tidak perlu protein hewani, asalkan makan dengan porsi yang cukup serta variasi yang cukup, maka tidak akan ada masalah dengan protein ini. Bagi bayi, yang terbaik adalah Asi, dan minimal harus diberikan sampai 6 bulan, syukur kalau bisa lebih. Jika terpaksa, bisa berikan susu formula dengan dasar susu kedelai yang sekarang sudah banyak dijual, tapi kembali lagi usahakan ASI yang terbaik.
sumber : http://clubsehat.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar