"Hidup bagi saya sungguh berarti. Demikian pula kehidupan di sekeliling saya. Jika saya mengharapkan hidup saya dihormati, maka saya juga harus menghormati hidup makhluk lainnya. Namun etika di dunia Barat hanya menghormati hubungan di antara sesama manusia. Karena itu saya katakan etika Barat adalah etika yang terbatas. Yang kita perlukan adalah etika tak terbatas yang juga mencakup hubungan kita dengan binatang" (Albert Schweitzer, 1875-1965)

Jumat, 08 November 2013

Terlalu Banyak Protein Hewani Menghasilkan Racun

Dalam Diet dan Gaya Hidup Keajaiban Enzim, saya menyarankan para pasien saya untuk mengonsumsi sebagian besar biji-bijian dan sayuran, dan membatasi produk-produk hewani, seperti daging, ikan, produk-produk susu dan telur, serta menekan asupannya hingga kurang dari 15% dari seluruh kalori yang dikonsumsi setiap harinya.

Banyak ahli nutrisi pada saat ini mempromosikan bahwa protein hewani memiliki banyak unsur ideal yang kemudian diuraikan dan diserap oleh asam amino dalam usus, dan pada akhirnya diubah menjadi darah dan otot. Namun, tidak peduli betapa baiknya suatu makanan jika Anda mengonsumsi lebih dari yang dibutuhkan, akan menjadi racun bagi tubuh. Hal ini benar jika Anda mengonsumsi protein hewani dalam jumlah banyak karena protein hewani tidak akan diuraikan dan diserap seluruhnya oleh sistem pencernaan. Yang terjadi adalah sisanya akan membusuk dalam usus dan menghasilkan sejumlah besar racun seperti hidrogen, sulfida, indole, gas metana, amonia, histamin, dan nitrosamin. Ditambah lagi, radikal bebas juga dihasilkan. Untuk menetralkan racun-racun ini, sejumlah besar enzim terkuras di dalam usus dan hati.

Jumlah protein yang diperlukan oleh setiap orang adalah kira-kira 1 gram untuk setiap 1 kilo gram berat tubuhnya. Dengan kata lain, untuk seseorang yang berat tubuhnya 61 kg, 60 gram protein hewani setiap harinya sudah cukup.

Protein yang dikonsumsi terlalu banyak pada akhirnya akan dikeluarkan sebagai urine. Sementara itu, banyak kerugian yang ditimbulkannya pada tubuh. Pertama-tama, protein yang berlebih diubah menjadi asam amino oleh enzim-enzim pencernaan, dan asam amino ini kemudian diuraikan lebih lanjut di dalam hati sebelum mengalir ke dalam aliran darah. Karena darah bersifat lebih asam, sejumlah kalsium diambil dari tulang dan gigi untuk menetralisasi keasaman tersebut. Kalsium beserta darah yang teroksidasi kemudian disaring melalui ginjal, di tempat ini kelebihan protein dikeluarkan bersama-sama sejumlah besar air dan kalsium. Tidak perlu disebutkan lagi, sejumlah besar enzim juga terpakai selama proses ini.

Jika Anda mengonsumsi banyak daging dan kekurangan serat makanan, jumlah kotoran berkurang sehingga menyebabkan konstipasi dan kotoran stagnan. Terlebih lagi, jika kondisi ini dibiarkan, divertikula (rongga-rongga mirip kantung) terbentuk di dinding usus tempat racun dan kotoran stagnan telah terkumpul sehingga menyebabkan berkembangnya polip dan kanker.

(Shinya, 2011:134–136)
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar