"Hidup bagi saya sungguh berarti. Demikian pula kehidupan di sekeliling saya. Jika saya mengharapkan hidup saya dihormati, maka saya juga harus menghormati hidup makhluk lainnya. Namun etika di dunia Barat hanya menghormati hubungan di antara sesama manusia. Karena itu saya katakan etika Barat adalah etika yang terbatas. Yang kita perlukan adalah etika tak terbatas yang juga mencakup hubungan kita dengan binatang" (Albert Schweitzer, 1875-1965)

Jumat, 07 Agustus 2015

Es mencair di Arctic, Tahun 2020 Es Akan Hilang



Akibat merugikan dari pemanasan global semakin hari semakin besar. Sebuah laporan menyebutkan bahwa kerugian total akibat mencairnya es di Arctic, akibat pemanasan global, pada tahun 2050 akan mencapai  24 trillion US Dollar. Kerugian sebesar itu terutama disebabkan oleh banjir, gelombang panas, kenaikan permukaan air laut. Pada penelitian sebelumnya, kerugian sebesar itu baru akan dicapai pada tahun 2100.
Laporan yang dipublikasikan pada awal Februari 2010 itu bersumber pada penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli dari berbagai disiplin ilmu. Perhitungan dilakukan dalam sebuah penelitian yang dibiayai oleh the Pew Environment Group, para peneliti terdiri dari sejumlah ahli ekonomi dan scientist, yang dipimpin oleh Eban Goodstein, dari Bard College in New York.
Beban besar besar itu akan dipikul oleh setiap orang di bumi ini“, kata Eban Goodstein.
Sementara itu hasil penelitian dari sejumlah ahli yang dipimpin oleh Prof. David Barber dari University of Manitoba, Canada,  menyebutkan bahwa perubahan iklim semakin cepat terjadi. Menurut Prof. Barber, percepatan perubahan iklim itu bahkan lebih cepat dari perkiraan yang paling pesimis yang dibuat sebelumnya.  Pernyataan itu diungkapkan oleh Prof. barber di Winnipeg, Canada pada hari Jumat 5 Februari 2010.
Profesor Barber memimpin sejumlah ahli yang melakukan penelitian dan membuat beberapa model untuk memperkirakan pencairan es di Arctic. Hasilnya sungguh mengejutkan. Semula diperkirankan bahwa lapisan es penutup Arctic akan habis pada tahun 2100. Tetapi melalui perhitungan dengan model kalkulasi terbaru, diperkirakan lapisan es penutup kutub Utara akan habis pada tahun 2030. Perhitungan paling ekstrim dari riset itu, melaporkan bahwa es akan hilang di benua Arctic sebelum tahun 2020.
Nampaknya perhitungan yang dilakukan oleh Prof. Barber dan koleganya bisa menjadi kenyataan dalam 10 tahun lagi, karena negara-negara suber emisi GRK (gas rumah kaca) terbesar dunia, masih tetap melakukan pendekatan BAU (business as usual). Artinya tidak ada langkah-langkah konkrit untuk merubah cara pandang dan pola pikir untuk memprioritaskan pengelolaan pemanasan global.  Indonesia sebagai negara penghasil emisi terbesar ketiga setelah USA dan China, memang sudah mentargetkan pengurangan sebesar 26 persen pada tahun 2020. Tapi target itu sesungguhnya didasarkan pada kalkulasi BAU.
Untuk menghambat perubahan iklim, harus ada perubahan radikal dalam pengelolaan pembangunan dan ekonomi negara. Perubahan iklim tidak cukup disikapi dengan membuat rencana dan pelaksanaan biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar