Musim hujan dan badai tropis menyebabkan banjir besar di sejumlah daerah Asia Tenggara, sementara memanasnya Pasifik tropis menimbulkan kekeringan parah di bagian timur, kata para ilmuwan.
Mereka mengatakan dua cuaca yang berbeda ini pada umumnya alamiah, tetapi keadaan ini menjadi meningkat karena pemanasan dunia dan muncul peringatan bahwa situasi ekstrem ini dapat memburuk di masa depan.
Myanmar, Vietnam dan beberapa daerah Thailand mengalami curah hujan tinggi dan banjir dalam beberapa hari terakhir, sama seperti Bengal barat, India.
Pada saat yang sama, sebagian besar wilayah Indonesia dan Thailand utara mengalami kekeringan parah.
Para ilmuwan mengatakan sejumlah perubahan di Laut Pasifik ekuatorial mempengaruhi keadaan cuaca di bagian timur Asia Tenggara.
Musim hujan selatan barat dari laut Arab melewati bagian atas Samudra Hindia, sehingga menurunkan hujan di Asia Selatan dan sebagian Asia Tenggara.
El Nino di Indonesia
Para ahli metereologi mengatakan keadaan kering di Indonesia sudah lama diperkirakan karena apa yang dikenal sebagai El Nino - pemanasan suhu permukaan laut di Pasifik tropis.
"Kita bisa mengatakan secara meyakinkan bahwa apa yang terjadi dalam kaitannya dengan kekeringan di Indonesia dan sejumlah daerah Asia Tenggara terutama terkait dengan El Nino dan hal ini diperkirakan akan berlanjut kemungkinan sampai setelah 2015," kata Omar Baddur, meteorolog di World Meteorological Organisation.
Para ilmuwan mengatakan selama keadaan El Nino terjadi, air yang lebih hangat dari pasifik barat laut bergerak ke timur, sehingga wilayah tersebut mengalami air yang lebih sejuk.
"Air yang lebih sejuk membawa keadaan yang lebih kering di bagian timur Asia Tenggara - seperti yang terjadi sekarang - berbeda dengan air lebih hangat yang dapat menguap dan menimbulkan hujan," kata Edvin Aldrian dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Peringatan El Nino juga disampaikan meteorolog India yang memperkirakan curah hujan musim hujan di bawah normal pada bulan Juli dan Agustus.
Lebih sepuluh negara bagian India mengalami curah hujan musim hujan yang kurang, kata Indian Meteorological Department.
Hujan semakin deras
"Kami juga memperkirakan turunnya lebih sedikit hujan, tahun ini diperkirakan adalah tahun El Nino," kata Tun Lwin, mantan pimpinan badan meteorologi Myanmar.
"Tetapi intensitas musim hujan saat ini malahan bertambah kuat.
"Pada mulanya kami mengalami curah hujan tinggi, karena musim hujan yang bergerak ke utara di kaki pegunungan Himalaya dan kemudian awan musim hujan mulai bergerak dari atas bagian selatan."
Meteorolog di Myanmar mengatakan negaranya menerima curah hujan pada tingkat luar biasa sehingga menimbulkan banjir dan menewaskan lebih 80 orangdan menyebabkan hampir 250 ribu orang mengungsi.
Hujan dari awan musim hujan dan Topan Komen juga menewaskan lebih 100 orang dan menimbulkan kerusakan di Bengal barat, India.
Gas rumah kaca
Lwin mengatakan faktor utama yang memperkuat musim hujan adalah topan tropis.
Para ilmuwan mengatakan El Nino biasanya memperlemah musim hujan, tetapi sekarang hal ini justru memperkuat topan tropis.
Banjir dan kekeringan saat ini di daerah Tenggara sebagian besar sesuai dengan keragaman alamiahnya, tetapi terjadi peningkatan intensitas.
Peningkatan intensitas ini berarti cuaca ekstrem yang, mereka katakan, disebabkan peningkatan suhu bumi.
"Panas di atmosfir dan laut meningkat dan memberikan tambahan energi pada keadaan ekstrem, sehingga bertambah intensitasnya, " kata Baddur.
Para ilmuwan memperingatkan peningkatan emisi gas rumah kaca, seperti karbondioksida, menjebak panas di atmosfir, dan laut yang menghangat menyebabkan iklim dunia berubah.
"Kami tidak bisa mengatakan apa yang terjadi di Asia Tenggara adalah pengaruh langsung perubahan iklim tetapi kita bisa mengatakan perubahan iklim akan meningkatkan keadaan ekstrem seperti itu."
Semakin ekstrem
Pejabat metereologi di Indonesia mengatakan keadaan El Nino semakin kuat.
"Jika anda melihat catatan sejak tahun 1950, hal ini semakin kuat dan indeks menunjukkan tahun ini akan menjadi yang terkuat, sampai sejauh ini," kata metereolog Indonesia, Edvin Aldrian.
Badan PBB yang laporannya menjadi dasar perundingan iklim dunia, The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), telah memperingatkan terjadinya keadaan ekstrem seperti curah hujan tinggi dalam periode yang pendek dan kekeringan yang berkepanjangan.
"Di Asia Tenggara, curah hujan hari-basah secara keseluruhan dalam setahun meningkat 22mm per dekade, sementara curah hujan pada hari hujan ekstrem meningkat 10mm per dekade," demikian isi laporan terbaru IPCC.
"Tetapi keragaman dan kecenderungan iklim sangat berbeda di kawasan dan musim," tambah laporan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar